c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

04 Agustus 2023

19:51 WIB

Merger Bank Nobu-MNC Bank Buka Peluang Masuk Bisnis Bank Digital

Aset bank hasil merger Bank Nobu dan MNC Bank akan mencapai kurang lebih Rp40 triliun.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Merger Bank Nobu-MNC Bank Buka Peluang Masuk Bisnis Bank Digital
Merger Bank Nobu-MNC Bank Buka Peluang Masuk Bisnis Bank Digital
Para petugas MNC Bank tengah melayani para nasabah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. ANTARA/HO-MNC Bank

JAKARTA - Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo menilai proses penggabungan usaha (merger) dua bank milik konglomerat PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC International Tbk (BABP) membuka peluang untuk masuk ke bisnis bank digital.

Pasalnya, masing-masing entitas pemilik merepresentasikan dua group konglomerasi bisnis besar di Indonesia, yaitu Lippo dan MNC.

"Lippo memiliki kompetensi yang kuat di industri properti, kesehatan, dan ritel. Sedangkan, MNC memiliki kompetensi yang kuat di industri media, hiburan, keuangan, investasi, dan teknologi serta telekomunikasi," ujar pria yang akrab disapa Didiet kepada Validnews, Jumat (4/8).

Dengan begitu, menurutnya, peluang hasil merger kedua bank ini untuk masuk ke bisnis bank digital juga terbuka.

Baca Juga: Merger Bank Nobu-MNC Bank Molor, Ini Kata Pengamat dan OJK

Hal itu dengan meninjau kekuatan kompetensi, diantaranya pada perdagangan ritel yang dimiliki group Lippo dan kompetensi teknologi yang dimiliki Group MNC.

"Bila merger kedua bank ini diikuti sinergi ekosistem yang kuat antar group, maka kepercayaan masyarakat akan tinggi," jelas Didiet.

Dia menekankan bahwa bisnis bank adalah bisnis kepercayaan. Menurutnya, kepercayaan nasabah ini terbukti berbanding lurus dengan kinerja bisnisnya.

Sebelumnya, merger Bank MNC dan Bank Nobu dipercaya untuk peningkatan modal inti. Namun kenyataannya, Didiet menuturkan, pada semester 1/2023, masing-masing dari kedua bank telah memenuhi modal inti minimal Rp3 triliun.

Tercatat, pada kuartal 1/2023, aset bank Nobu telah mencapai Rp22,4 triliun. Sedangkan, aset bank MNC adalah Rp16,86 triliun.

Dengan demikian, bila merger terwujud dalam waktu dekat, maka aset bank hasil merger Bank Nobu dan MNC Bank akan mencapai kurang lebih Rp40 triliun.

Role Model
Di lain kesempatan, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut merger kedua bank tersebut merupakan role model bagi industri perbankan. Konsolidasi keduanya dinilai bisa memberikan kontribusi lebih baik bagi sektor keuangan, serta meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat.

"Saya kira saya tidak menangkap komitmen yang kurang dari kedua belah pihak. Saya juga sempat menyampaikan bahwa ini jelas diharapkan oleh publik, yang ingin didengar oleh publik hasil dari merger, atau bisa dikatakan ini suatu role model yang mungkin akan coba diterapkan dalam konteks konsolidasi bank ke depan. Jadi ini tidak terbatas kepada bank-bank yang kurang modal, tapi bank-bank yang punya kecukupan modal," jelas Dian.

Baca Juga: POJK Konsolidasi Perbankan Resmi Dirilis

Diakui Dian, terjadi keterlambatan dari target semula. Namun, terdapat beberapa pokok pembahasan terkait merger tersebut yang masih dibahas.

Menurut Dian, selain menentukan pemegang saham pengendali (PSP) antara James Riady ataupun Harry Tanoe, kedua belah pihak juga pasti mempersiapkan merger dengan matang. Dengan begitu, tentu memerlukan waktu lebih lama dari yang telah diperkirakan di awal. 

Kesepakatan kedua belah pihak juga dibicarakan secara komprehensif, dan mereka menyelesaikan masalah sebelum merampungkan proses penggabungan usaha tersebut.

"Bukan soal porsi kepemilikan saja, tapi yang memerlukan waktu itu penetapan prioritas dalam konteks, misalnya fokus usaha. Banyak hal teknis yang perlu dibicarakan, saya rasa walau perlu waktu, pada akhirnya proses merger semakin baik," ungkap Dian.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar