11 Juni 2025
11:27 WIB
Menteri UMKM Pacu Rasio Kewirausahaan RI Naik Tipis Ke 3,2% Di 2025
Kementerian UMKM menargetkan rasio kewirausahaan nasional bisa mencapai 3,2% di 2025. Pemerintah akan memacu sejumlah upaya untuk mencapai target ini.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menargetkan rasio kewirausahaan nasional bisa mencapai 3,2% di 2025. Untuk itu, pemerintah akan memacu sejumlah upaya untuk mencapai target.
“Rasio kewirausahaan kita ini kurang lebih sekarang di 3,1%, dan target kami memang kami mau pacu sampai kurang lebih sekitar 3,2%,” kata Maman dalam acara Hari Kewirausahaan Nasional yang diselenggarakan HIPMI, Jakarta, Selasa (10/6), melansir Antara.
Baca Juga: Rasio Kewirausahaan Indonesia Turun Ke 3,35%
Selain rasio kewirausahaan secara umum, pemerintah juga menargetkan rasio pengusaha yang memiliki karyawan tetap dapat meningkat, dari 18,99% di 2024 menjadi 19,40% di 2025. Pemerintah pun menargetkan rasio ini bisa melonjak menjadi 23% di 2029.
Untuk mencapai target tersebut, Maman menjelaskan, Kementerian UMKM gencar menjalankan beragam program akselerasi, mencakup pelatihan peningkatan kapasitas, pengembangan manajemen, dan perluasan akses pasar.
Selain itu, Kementerian UMKM juga memiliki proyek-proyek prioritas, di antaranya inkubasi dan pendampingan wirausaha inklusif dan berkelanjutan, penataan kartu usaha, serta peningkatan kapasitas dan daya saing UMKM.
Kementerian UMKM juga bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk mengembangkan kewirausahaan di Indonesia.
Kerja sama ini mencakup berbagai program pelatihan dan pengembangan kapasitas wirausaha sebagai salah satu upaya mencapai target rasio kewirausahaan naik menjadi 3,6% pada 2029.
Baca Juga: MenkopUKM Sebut Rasio Wirausaha Harus Tumbuh 4%
Kedua kementerian tersebut sepakat untuk mengoptimalkan fasilitas balai-balai latihan kerja sebagai wadah pengembangan kewirausahaan.
Dalam acara tersebut, Maman juga menegaskan komitmen untuk selalu mendampingi dan mendukung para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
Menurutnya, momentum acara Hari Kewirausahaan Nasional merupakan sebuah bentuk kesetaraan dan penghormatan pemerintah kepada para pengusaha, baik mikro, kecil, maupun menengah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hipmi Minta Afirmasi Pengusaha Menengah
Pada kesempatan sama, Hipmi meminta pemerintah untuk memberikan afirmasi kepada pengusaha kelas menengah di Indonesia agar bisa terus tumbuh dan berkembang.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Akbar Himawan Buchari mengatakan, dengan memberikan afirmasi kepada pengusaha kelas menengah, pemerintah secara langsung membantu usaha untuk tumbuh dan berkembang.
Menurutnya, pertumbuhan pengusaha kelas menengah di Indonesia pada gilirannya juga akan memperkuat dan memperluas basis kelas menengah di masyarakat.
BPS mencatat, kelas menengah di Indonesia baru mencapai 17%, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara maju seperti China dan Amerika Serikat yang masing-masing sudah mencapai 55% dan 60%.
Baca Juga: HIPMI: Format Pembinaan UMKM RI Belum Berhasil, Pemerintah Perlu Tinjau Ulang
Lebih lanjut, Akbar menyoroti bahwa selama ini, kebijakan keberpihakan pemerintah cenderung lebih fokus pada usaha kecil, seperti terwujud dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Tapi kita abai dengan teman-teman usaha kelas menengah agar bisa tumbuh, berkembang,” terang Akbar.
Dia berharap, peringatan Hari Kewirausahaan Nasional yang pertama kali diselenggarakan ini menjadi momentum penting bagi Hipmi. Dia juga berharap, acara tersebut dapat menjadi titik penguat semangat bagi seluruh kader dan pengusaha muda di Indonesia.
Dia juga berharap acara ini dapat 'mendoktrin' seluruh kadernya untuk berani menjadi pengusaha dan tumbuh berkembang bersama.
“Kami juga berharap pemerintah hadir untuk bisa memfasilitasi teman-teman ini bisa tumbuh, berkembang dan juga bisa eksis di dunia usaha,” katanya.