c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 Desember 2024

14:25 WIB

Menteri Investasi Ajak Investor Uni Eropa Tanam Modal Di RI

Indonesia membutuhkan pendanaan, teknologi dan sumber daya manusia yang mumpuni dari Eropa, sedangkan Eropa bisa meraup keuntungan dari pasar RI yang sangat besar.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Menteri Investasi Ajak Investor Uni Eropa Tanam Modal Di RI</p>
<p>Menteri Investasi Ajak Investor Uni Eropa Tanam Modal Di RI</p>

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024, Jakarta, Senin (9/12). Validnews/Aurora KM Simanjuntak

JAKARTA - Di hadapan delegasi dan para investor dari Uni Eropa, pemerintah menawarkan potensi pasar yang sangat besar di Indonesia, serta sederet sumber daya alam berlimpah yang bisa dimanfaatkan para penanam modal.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani meyakini, kerja sama investasi yang keberlanjutan antara RI dan Uni Eropa sangat potensial.

Rosan membeberkan, Indonesia membutuhkan pendanaan, teknologi dan sumber daya manusia yang mumpuni yang dimiliki negara-negara di Eropa. Menurutnya, tiga aspek itu penting untuk mendongkrak hilirisasi dan pertumbuhan ekonomi RI hingga 8% ke depannya.

"Investor Eropa memiliki keahlian, teknologi, dan sumber daya, sementara Indonesia menawarkan banyak pasar yang potensial dan dinamis. Bersama-sama kita dapat menjembatani cakrawala ini dan menciptakan kemitraan yang mencerminkan keberlanjutan dan inovasi," ujarnya dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024, Jakarta, Senin (9/12).

Rosan juga mengungkapkan, RI-Uni Eropa memiliki potensi besar bekerja sama di bidang energi baru terbarukan (EBT) dan energi bersih (clean energy).

Baca Juga: Undang Dubes Uni Eropa, Indonesia Bahas Penyelesaian I-EU CEPA

Dia mengakui, Indonesia sendiri memiliki energi terbarukan yang melimpah sekitar 3.700 gigawatt. Itu berasal dari tenaga surya, air, pasang surut (tidal), panas bumi (geothermal), serta tenaga angin.

Menteri Investasi dan Hilirisasi mengatakan, Indonesia punya cadangan panas bumi terbesar di dunia. Kemudian, sebagian besar cadangan energi atau sumber daya alam banyak tersebar di wilayah Jawa.

Sejalan dengan itu, ia mengatakan, pemerintah RI akan mengerahkan banyak sumber daya, kebijakan, dan peraturan untuk mendukung program hilirisasi dan investasi.

"Kami tidak bisa melakukannya sendiri, pastinya kita butuh dukungan dari pihak luar negeri, apalagi dari para investor Eropa. Untuk mengaktifkan potensi tersebut, kami butuh pendanaan, teknologi, dan SDM yang bagus," ucap Rosan.

Dia menambahkan, investasi berperan penting bagi Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, serta target emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060 mendatang.

Rosan menjelaskan, investasi berperan penting menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, mendorong program hilirisasi, khususnya pada 28 komoditas yang sudah dibidik pemerintah RI.

Ia juga menyampaikan, RI terbuka bagi para penanam modal asing untuk berinvestasi, terutama yang sama-sama memiliki visi misi meningkatkan sustainability. Salah satunya, para investor dari Uni Eropa.

Baca Juga: Pemerintah RI Ajak Uni Eropa Investasi Di Sektor Pertanian dan Agripangan

"Bekerja sama dengan mitra kami, terutama dari negara-negara Eropa sangatlah penting bagi kami. Karena di Indonesia kami berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi," imbuh Rosan.

Di satu sisi, Menteri Investasi dan Hilirisasi berharap, Uni Eropa turut menjadi investor yang mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Salah satu caranya, berinvestasi untuk menjalankan program hilirisasi nikel.

Sebab, sambungnya, saat ini investasi asing untuk pengembangan EV masih didominasi suntikan modal dari Korea Selatan dan China. Sementara itu, Indonesia tengah merayu mitra dagang Amerika Serikat.

"Namun ini masih pada tahap pertama, dan kami ingin memiliki lebih banyak ekosistem baterai EV misalnya. Dan saat ini, sebagian besar investasi baterai EV berasal dari Korea, China, dan kami juga sedang berdiskusi dengan mitra AS," tutur Rosan.

Dalam kegiatan Indonesia-Europe Investment Summit 2024, Rosan pun mengajak para investor asal Uni Eropa untuk menanamkan modalnya, mengingat RI memiliki serangkaian potensi yang bisa menguntungkan bagi para penanam modal. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar