29 Oktober 2024
11:21 WIB
Pemerintah RI Ajak Uni Eropa Investasi Di Sektor Pertanian dan Agripangan
Pemerintah melobi Uni Eropa untuk berinvestasi dan transfer teknologi untuk memajukan sektor pertanian, perkebunan, serta agri-pangan RI.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Khairul Kahfi
Delegasi Uni Eropa dalam Forum Bisnis European Agri-food Business Mission To Indonesia, Jakarta, Senin (28/10). ValidNewsID/ Aurora KM Simanjuntak
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengajak para investor dari Uni Eropa untuk menanamkan modalnya di sektor pertanian maupun sektor pangan berbasis pertanian atau agripangan (agrifood). Indonesia berharap kerja sama bilateral ini dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Plt Dirjen Perkebunan Kementan Heru Tri Widarto mengatakan, Indonesia memiliki sederet komoditas perkebunan dan pertanian unggulan yang bisa dikolaborasi dengan teknologi canggih dari Uni Eropa. Adapun pasar sekaligus lanskap lahan pertanian Indonesia sangat potensial untuk memasok produk Uni Eropa.
"Ini kesempatan untuk meningkatkan hubungan bilateral Uni Eropa dan Indonesia dengan membawa investasi yang transformatif untuk sektor-sektor penting, khususnya untuk ketahanan pangan, seperti tanaman perkebunan, produk susu, dan daging berkualitas," ujarnya dalam Forum Bisnis European Agri-food Business Mission to Indonesia, Jakarta, Senin (28/10).
Berdasarkan data dari Komisi Pertanian Uni Eropa, Uni Eropa menjadi mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan barang bilateral mencapai €29,7 miliar atau setara dengan Rp504 triliun pada tahun 2023.
Dia menjabarkan, sederet komoditas hasil perkebunan dan pertanian RI yang melimpah antara lain kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan rempah-rempah seperti lada, tembakau, kayu manis, hingga vanili.
Baca Juga: Cita Rasa dan Wajib Halal Jadi Tantangan Uni Eropa Ekspor Produk ke RI
Menurutnya, produk agrikultur RI bernilai tinggi dan bisa menjadi komoditas kerja sama dengan para ahli dari Uni Eropa. Ditambah lagi, Benua Biru itu bisa menghadirkan teknologi pemrosesan yang sudah lebih canggih ke tanah air.
"Indonesia dengan sumber daya, lokasi strategis, dan komitmen terhadap pertanian berkelanjutan, menawarkan lahan yang subur untuk kolaborasi seperti ini (agripangan)," ucap Heru.
Dia juga menyampaikan kondisi domestik terkini, di mana pertumbuhan permintaan terhadap daging berkualitas tengah meningkat. Kembali lagi, situasi ini merupakan kesempatan potensial bagi perusahaan Eropa untuk membawa produknya ke Indonesia.
Selain itu, pemerintah RI ingin fokus mewujudkan ketahanan pangan. Upaya yang sedang dilakukan salah satunya, mengidentifikasi dan mengimplementasi cara untuk mengubah sistem pertanian, supaya bisa menyediakan pangan yang berkelanjutan, sehat, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
"Inovasi, pengetahuan, dan praktik pertanian berkelanjutan dari Uni Eropa dibutuhkan untuk membangun sistem pertanian Indonesia yang resilien dan profitabel, karena hal itu akan menguntungkan kedua belah pihak," katanya.
Sejalan dengan itu, Heru pun berharap forum bisnis yang digelar bisa menjadi wadah untuk mengeksplorasi peluang kerja sama dan investasi antara Uni Eropa dan Indonesia.
"Dengan bermitra dengan para pemangku kepentingan di Indonesia, kita dapat membuka rantai pasok baru, meningkatkan produktivitas, akses pasar, dan memenuhi kebutuhan konsumen global yang terus berkembang," imbuhnya.
Baca Juga: Undang Dubes Uni Eropa, Indonesia Bahas Penyelesaian I-EU CEPA
Pada kesempatan yang sama, Komisioner Pertanian Uni Eropa Janusz Wojciechowski menyampaikan, organisasi di Uni Eropa memiliki komitmen yang kuat untuk terus mendorong kolaborasi antar bisnis agripangan Eropa dan Indonesia.
Senada, dia pun berpandangan, forum bisnis ini dirancang untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan Indonesia dan Uni Eropa untuk saling mendiskusikan seputar tren, inovasi, dan peluang bisnis.
"Indonesia adalah pasar penting bagi ekspor agri-pangan Uni Eropa. Kami berencana mengadakan negosiasi perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan bisnis serta memperluas akses masyarakat Indonesia terhadap ragam pilihan makanan," ungkap Janusz.
Adapun forum bisnis tersebut turut dihadiri oleh sejumlah delegasi dari berbagai negara anggota Uni Eropa dengan beragam latar belakang industri. Mulai dari makanan dan minuman, produk berbasis susu, hingga pakan kering.
Dari Indonesia, forum dihadiri oleh asosiasi dan lembaga, seperti LPPOM, BPOM, serta Aprindo. Forum ini untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi terkait bagi mereka yang ingin memasuki pasar RI.