28 Mei 2025
12:34 WIB
Mentan Upayakan RI Tingkatkan Produksi Gandum Dan Kedelai
Kementan mengupayakan peningkatan produksi gandum dan kedelai melalui kolaborasi riset bersama perguruan tinggi hingga industri, untuk ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan dan mandiri.
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengupayakan peningkatan produksi gandum dan kedelai melalui kolaborasi riset bersama perguruan tinggi hingga industri, guna mendukung ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan dan mandiri.
"Ini kita pertemuan antara industri, perguruan tinggi, para peneliti, dengan Pak Mendiktisaintek (Brian Yuliarto), kita fokus pada komoditas yang selama ini sulit tumbuh di Indonesia, yaitu gandum," kata Mentan di sela Rapat Pembahasan Potensi dan Strategi Pengembangan Budidaya Komoditas Pertanian, Jakarta, Rabu (28/5) melansir Antara.
Baca Juga: Indonesia Gandeng Yordania Kembangkan Pertanian Gandum Lokal
Dia menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, peneliti, dan industri dalam mengembangkan komoditas pertanian yang selama ini belum optimal di Indonesia.
Ia menuturkan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto difokuskan pada peningkatan riset dan produktivitas tanaman gandum dan kedelai yang menjadi arahan langsung Presiden Prabowo Subianto.
Mentan menegaskan, kedelai menjadi komoditas strategis yang produksinya harus segera ditingkatkan, termasuk melalui keterlibatan seluruh universitas yang memiliki keahlian di bidang pertanian dan teknologi benih.
Peningkatan produksi kedelai menjadi prioritas utama, dengan target hasil panen di atas rata-rata nasional, yakni lebih tinggi dari capaian 4,39 ton per hektare yang sudah tergolong bagus.
"Kami target meningkatkan produksi (kedelai) di atas standar nasional. Selama ini ada produksi kedelai 4,39 ton, itu sudah bagus. Kalau bisa naik lagi, tapi itu masih skala percobaan. Tentu beda kalau nanti diuji di lapangan," katanya.
Ia optimistis hasil penelitian akan memberi dampak nyata jika diterapkan secara luas di berbagai wilayah sentra produksi kedelai nasional.
Sementara itu, Mentan menyatakan, Indonesia akan mulai serius menggarap riset dan pengembangan komoditas gandum, mengingat selama ini belum menjadi fokus utama dalam agenda pertanian nasional.
Selain gandum dan kedelai, komoditas lain seperti bawang putih juga akan diperhatikan melalui pendekatan riset dan pengembangan teknologi yang melibatkan multipihak secara kolaborasi dan berkelanjutan.
"Itu perintah Bapak Presiden. Kita teliti bagaimana meningkatkan produksi, produktivitas (komoditas strategis). Kita libatkan seluruh perguruan tinggi, mereka mempunyai keahlian di bidang itu," kata Mentan.
Kirim Delegasi Pelajari Produksi Gandum Yordania Dan Brasil
Dalam kesempatan sama, Mentan juga menginformasikan telah mengirim delegasi ke Yordania dan Brasil sebagai langkah awal pemerintah mempelajari produksi gandum untuk memperkuat komitmen pengembangan komoditas yang selama ini belum difokuskan di dalam negeri. Delegasi tersebut berangkat pada Selasa (27/5) malam.
"Gandum yang selama ini belum kita seriusi, kita akan serius. Tahun ini kami sudah kirim delegasi, tadi malam ke Yordania dan Brasil," kata Mentan.
Baca Juga: Stok Menipis, Bapanas Minta Impor Cepat: Kedelai, Bawang Putih, Daging Sapi Dan Gula
Dia menyampaikan bahwa delegasi akan mempelajari kesesuaian agroclimate di negara tujuan, yang dinilai mirip dengan kondisi lingkungan pertanian di Indonesia sehingga bisa meningkatkan produksi gandum di dalam negeri.
Amran mengungkapkan, pihaknya juga telah menemui ahli pertanian dari Yordania dan Australia, guna menjajaki peluang kerja sama dalam riset pengembangan varietas gandum tropis yang adaptif.
Ia berharap dengan adanya delegasi yang dikirim tersebut produksi gandum nasional dapat meningkat secara signifikan, menyusul keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produksi beras. Kendati demikian dia tidak menjelaskan lebih rinci siapa saja delegasi yang dikirim tersebut.
"Insya Allah, mudah-mudahan ke depan bisa menyusul seperti produksi beras kita," ucap Mentan.
Sebelumnya, Mentan menyatakan pemerintah Yordania siap mendukung Indonesia dalam pengembangan budi daya gandum melalui kerja sama strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan. Pihaknya akan mencoba mengembangkan produksi gandum di Indonesia dengan bantuan para ahli dari Yordania.
“Ini sangat bagus dan kami (akan) undang khusus ahli-ahli dari sana (Yordania). Kemudian kita tukar informasi, tukar teknologi (untuk budi daya gandum)," kata Mentan.
Importir Gandum dan Terigu Terbesar Dunia
Sebagai informasi, Indonesia selalu masuk dalam lima importir gandum terbesar dunia pada periode 2014-2024. Catatan Statista, pada 2014/2015 hingga 2018/2019 Indonesia menjadi importir terbesar kedua dengan rata-rata impor 9,89 juta metrik ton (MT). Di urutan pertama ada Mesir, dengan rata-rata impor sebesar 11,83 juta MT.
Di periode 2019/2020 dan 2020/2021, posisi Indonesia turun menjadi importir terbesar ketiga, dengan besaran impor rata-rata sebesar 10,29 juta MT. Mesir di posisi pertama dengan rata-rata impor 12,48 juta MT. Pada 2019/2020, Turkiye ada di posisi kedua dengan besaran impor 11,08 juta MT, sedangkan pada 2020/2021 China menggantikan Turkiye di posisi kedua dengan volume impor 10,61 juta MT.
Di periode 2021/2022, Mesir tetap menjadi importir terbesar dengan volume 11,25 juta MT, Indonesia di posisi kedua dengan volume 11,22 juta MT dan China di tempat ketiga dengan volume 9,56 juta MT.
Posisi Indonesia jatuh di peringkat lima importir terbesar di periode 2022/2023, dengan volume 9,44 juta MT. Di atas Indonesia ada Mesir dengan volume 11,21 juta MT, Uni Eropa 12,1 juta MT, Turkiye 12,5 juta MT dan China 13,28 juta MT.