c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

17 April 2025

18:35 WIB

Indonesia Gandeng Yordania Kembangkan Pertanian Gandum Lokal

Pemerintah RI berencana mengurangi impor gandum dengan mulai menguji coba penanaman gandum di dalam negeri. Kementan menggandeng Yordania untuk pelaksanaan uji coba ini.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Indonesia Gandeng Yordania Kembangkan Pertanian Gandum Lokal</p>
<p>Indonesia Gandeng Yordania Kembangkan Pertanian Gandum Lokal</p>
Mentan Amran Sulaiman menyatakan saat ini Indonesia tengah mengembangkan potensi pertanian gandum lokal bekerja sama dengan Yordania, Jakarta, Kamis (17/4). ValidnewsID/Erlinda PW
JAKARTA - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, saat ini Indonesia tengah mengembangkan potensi pertanian gandum dengan mulai mencocokan kondisi agroklimat, pembibitan, hingga kesesuaian lahan. Pengembangan ini juga dilakukan melalui kerja sama dengan Yordania.

Mentan menyebutkan, Indonesia perlu mengembangkan pertanian gandum untuk menekan jumlah impor yang saat ini terjadi. Seperti diketahui, gandum merupakan komoditas pangan yang selalu dipenuhi via impor akibat permintaan yang tergolong besar. Saat ini, Amran mengaku, pihaknya sudah melakukan uji coba penanaman gandum di Indonesia.

"Kita sudah ada uji coba (tanam gandum) di Jawa Tengah, kalau tidak salah. NTT, sudah ada ahli turun. Jawa Tengah, NTT, NTB kita akan coba dan kita mencari lahan yang cocok. Kalau ada yang cocok, kita langsung tindak lanjut," ungkap Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Jakarta, Kamis (17/4).

Meski begitu, Mentan mengungkapkan, pemerintah akan menanam gandum pada lahan yang sudah pernah dilakukan pembibitan tanaman lain maupun di lahan baru.

Lebih lanjut, dia menuturkan, Indonesia telah membahas terkait impor bibit gandum dan berencana mengundang secara khusus para ahli pertanian Yordania. Upaya ini sebagai bentuk kerja sama antara Indonesia dengan Yordania untuk pengembangan pertanian gandum di dalam negeri.

Adapun, jumlah bibit gandum yang bakal Indonesia impor masih memerlukan pembahasan lebih lanjut. Akan tetapi, Amran menyebut, jumlah bibit yang diimpor kemungkinan akan disesuaikam dengan jumlah impor gandum selama ini.

"Kita tukar informasi, tukar teknologi, karena kita punya juga punya keunggulan. Moga-moga ke depan gandum bisa tumbuh dengan baik. Kalau tumbuh dengan baik, ke depan mengurangi impor untuk gandum," imbuh Amran.

Merujuk data BPS, rata-rata impor komoditas yang masuk dalam kategori serealia dengan kode HS 10019912 ini selama lima tahun terakhir (2020-2024) sebanyak 8 juta ton per tahun.

Secara rinci, besaran tonase impor gandum tersebut sebanyak 8 juta ton di 2020, naik menjadi 8,41 juta ton di  2021, menurun menjadi 7,07 juta ton di 2022, kembali naik menjadi 8,06 juta ton di 2023, dan naik signifikan menjadi 9,2 juta ton di 2024.

Sedangkan dalam waktu yang sama, sumber impor gandum Indonesia berasal dari Australia 12,8 juta ton, Kanada 7,9 juta ton, Ukraina, 7,3 juta ton, Argentina 4,9 juta ton, Amerika Serikat (AS) 2,4 juta ton, Bulgaria 1,5 juta ton, Brazil dan Rusia masing-masing 1,2 juta ton, dan India 956 ribu ton.

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar