c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

25 Juli 2025

21:00 WIB

Mentan: Impor Pertanian AS Rp73 T Tak Ugal-ugalan, Fokus Gandum dan Kedelai

Mentan menjelaskan rencana impor produk pertanian AS US$4,5 miliar atau sekitar Rp73,44 triliun akan difokuskan pada komoditas gandum dan kedelai. Impor tak akam abaikan perlindungan petani RI.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Mentan: Impor Pertanian AS Rp73 T Tak Ugal-ugalan, Fokus Gandum dan Kedelai</p>
<p>Mentan: Impor Pertanian AS Rp73 T Tak Ugal-ugalan, Fokus Gandum dan Kedelai</p>

Mentan Andi Amran Sulaiman dalam kegiatan Gerakan Percepatan Tanam di Desa Tanjung Mudo, Kecamatan Sitinjau Laut, Kabupaten Kerinci, Jambi, Rabu (23/7/2025). Dok Kementan

JAKARTA - Mentan Andi Amran Sulaiman menjelaskan, rencana impor produk pertanian senilai US$4,5 miliar atau  sekitar Rp73,44 triliun (kurs Rp16.322 per dolar AS) dari AS akan difokuskan pada komoditas gandum dan kedelai.

"Itu (impor produk pertanian AS) fokus pada gandum, kemudian kedelai. Itu dua komoditas," kata Mentan seusai menghadiri Rapat Tindak Lanjut Arahan Presiden Terkait Manipulasi Harga Beras dan Beras Oplosan di Kantor Kemenko Pangan Jakarta, Jumat (25/7) melansir Antara.

Baca Juga: Mentan Sebut Butuh Pertimbangan Sebelum Impor Pangan Dari AS

Namun, dia juga menjamin, keputusan impor tersebut tetap akan mempertimbangkan perlindungan terhadap petani dalam negeri. Caranya, dengan tetap memastikan rekomendasi dari Kementerian Pertanian sebagai dasar utama pelaksanaan impor tersebut.

Selain gandum dan kedelai, Amran membuka kemungkinan impor komoditas lain seperti susu dan sapi dari AS. Kendati , Mentan sampaikan sekali lagi, keputusan final impor produk terkait ruminansia ini menunggu hasil evaluasi kebutuhan nasional secara komprehensif.

Sebagai pengingat, peluang impor produk pertanian AS muncul dalam salah satu poin dalam 12 poin kerangka kerja kesepakatan tarif dagang yang diberlakukan kepada Indonesia yang turun menjadi 19%. Secara tidak langsung hal ini memberikan ruang strategis bagi Indonesia untuk memanfaatkan celah perdagangan global.

Meski terbuka pada kerja sama perdagangan internasional, Mentan menekankan, impor hanya dilakukan jika pasokan dalam negeri tidak mencukupi, sehingga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani tetap jadi prioritas.

Pemerintah juga akan berupaya terus menyeimbangkan antara keterbukaan pasar global dengan langkah peningkatan produksi dalam negeri, agar petani lokal tetap terlindungi dalam dinamika perdagangan pertanian dunia.

"Susu juga bisa (impor), (tapi) kita lihat saja nanti. Tetapi (fokus pada) kedelai dengan gandum. Petani kita harus bela. Jadi begini, kita impor kalau dalam negeri enggak cukup," paparnya.

Baca Juga: Beli Produk dari AS, Menko Airlangga: Tidak Ada Tambahan Impor

Presiden AS Donald Trump pada 16 Juli 2025 mengumumkan perundingan mengenai tarif telah rampung setelah dirinya berbicara langsung melalui sambungan telepon dengan Presiden Prabowo selama kurang lebih 17 menit.

Kesepakatan ini untuk pertama kalinya membuka seluruh pasar RI untuk AS. Indonesia, sebagaimana isi kesepakatan itu, berkomitmen untuk membeli sekitar US$15 miliar energi AS, lalu US$4,5 miliar berbagai produk pertanian AS, dan 50 pesawat Boeing, yang sebagian besar seri 777.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar