c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

18 Juli 2025

13:31 WIB

Mentan Sebut Butuh Pertimbangan Sebelum Impor Pangan Dari AS

Indonesia menimbang impor pangan, menyusul kesepakatan tarif resiprokal 19% yang mewajibkan Indonesia mengimpor produk pertanian dari AS senilai US$4,5 miliar. 

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Mentan Sebut Butuh Pertimbangan Sebelum Impor Pangan Dari AS</p>
<p id="isPasted">Mentan Sebut Butuh Pertimbangan Sebelum Impor Pangan Dari AS</p>

Gandum, tanaman serealia yang merupakan bahan pangan penting dan kaya nutrisi. Shutterstock/masa44

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan membutuhkan pertimbangan dalam sebelum memutuskan impor produk-produk pertanian dari Amerika Serikat (AS).

Hal ini menyusul kesepakatan tarif resiprokal 19% terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, dengan salah satu syarat Indonesia wajib membeli produk agrikultur AS senilai US$4,5 miliar.

“Itu (melakukan impor) tidak semerta-merta, kan? Kalau kita butuh impor, baru kita impor, kan? Itu ada rekomendasi dari (Kementerian) Pertanian, dari (Kementerian) Perdagangan. Itu kalau Indonesia butuh. Kalau gandum kan pasti butuh, kedelai masih butuh,” kata Mentan Amran saat ditemui di Jakarta, Jumat (18/7).

Baca Juga: BPS: Impor Gandum Dari AS Naik 44,21% Di Januari-Maret 2025

Sebelumnya, Amran menyatakan Indonesia akan mengimpor produk pertanian AS yaitu gandum sebagai imbas dari kesepakatan dagang penurunan tarif resiprokal.

Rencana impor ini pun ia nilai tidak berseberangan dengan program ketahanan pangan dalam negeri.

Selain itu, ia menegaskan negara tetap hadir untuk melindungi petani dalam negeri, dengan meningkatkan produktivitas dalam negeri serta target swasembada pangan oleh pemerintah.

“Petani tetap terlindungi. Selama produksi dalam negeri mampu, ya, masa impor?” kata dia.

Lebih lanjut, Mentan mengatakan penurunan tarif dagang AS menjadi 19% juga memiliki dampak positif bagi Indonesia.

“Itu salah satu yang sangat menguntungkan Indonesia adalah itu kita tarif 19%. CPO (crude palm oil/kelapa sawit) kita masuk ke Amerika,” kata Amran.

Baca Juga: Zulhas Pede Swasembada Pangan, 2025 Setop Impor Ini

Sebelumnya, kepada Validnews, Kamis (17/7), Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kesepakatan Indonesia membeli produk pertanian AS berdampak pada upaya swasembada pangan.

Menurutnya, konsumen Indonesia mungkin senang harga mi instan, dan roti bakal turun sebagai dampak dari impor gandum. Akan tetapi, produsen pangan lokal terimbas dampak negatifnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar