20 Februari 2025
10:34 WIB
Menperin Targetkan 10 Perusahaan National Lighthouse Industri 4.0 Di 2025
Pemerintah ingin makin banyak industri manufaktur yang menjadi percontohan dalam bertransformasi menuju digital dan menerapkan industri 4.0.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Khairul Kahfi
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan mencetak 10 nasional lighthouse atau perusahaan yang menjadi percontohan dalam transformasi dan implementasi industri 4.0 pada 2025, Jakarta, Kamis (19/2). ValidnewsID/Aurora KM Simanjuntak
JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan mencetak sedikitnya 10 nasional lighthouse atau perusahaan yang menjadi percontohan dalam transformasi dan implementasi industri 4.0 pada 2025.
Menperin mengatakan, jumlah perusahaan nasional lighthouse yang berhasil bertransformasi ke teknologi digital mencapai 15 perusahaan di 2024.
Dia mengatakan, jumlah itu melebihi target yang dia tetapkan sebelumnya, yakni 5 perusahaan. Oleh karena itu, Menperin menargetkan pihaknya harus lebih banyak mencetak perusahaan national lighthouse ke depannya.
"Tahun ini dan setiap tahun, at least 10 perusahaan industri harus bergabung dalam national lighthouse," ujarnya dalam Kick Off Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025, Jakarta, Selasa (19/2).
Baca Juga: Menperin Minta Anak Buah Agresif Cari Pendanaan Transformasi Digital Industri
Sebagai informasi, national lighthouse industri 4.0 adalah program yang mendorong perusahaan bertransformasi menuju industri 4.0. Itu berarti bertransformasi menjadi industri yang menggunakan teknologi digital untuk otomasi proses produksinya.
Adapun teknologi digital yang dimaksud mencakup penggunaan robot, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), komputasi berbasis cloud, dan lainnya.
Menperin Agus menyampaikan, sedikitnya ada tiga dampak positif transformasi bagi industri yang sudah masuk sebagai Champion Indonesia Industry Readiness Index (INDI) 4.0.
INDI merupakan perusahaan industri yang sudah menjalankan tahapan atau proyek transformasi industri 4.0 dan telah dilakukan verifikasi nilai INDI 4.0.
Adapun dampaknya meliputi penurunan konsumsi energi sebesar 4-40%, meningkatkan produktivitas manufaktur 5-22%, serta menurunkan ongkos produksi 3-78%.
"Transformasi industri 4.0 harus dipahami sebagai pinpoint, enabler bagi industri untuk menyelesaikan permasalahan di industrinya dengan teknologi yang tepat, sehingga produktivitas industri tersebut menjadi lebih baik, dan lebih efisien," ucap Agus.
Baca Juga: Kabar Baru, Apple Sudah Lunasi Utang Investasi US$10 Juta
Menperin menambahkan, transformasi industri 4.0 di Indonesia didukung pesatnya perkembangan inovasi. Berdasarkan Global Innovation Index (GII) 2024, Indonesia berhasil naik tujuh peringkat dibanding periode sebelumnya, yaitu di peringkat ke-54 dari 133 negara, dengan skor 30,6 poin.
"Indeks ini memberi peringkat negara-negara berdasarkan kinerja inovasinya dan juga memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan di berbagai sektor," paparnya.
Adapun kenaikan peringkat GII Indonesia mencerminkan peningkatan daya saing dalam inovasi. Selain itu, kontribusi terhadap naiknya World Competitiveness Ranking Indonesia.
"Artinya Indonesia berada di posisi cukup baik dalam mengadopsi inovasi dan teknologi. Kemudian, bukan cuma peringkat yang kita kejar, tapi juga skor," imbuh Agus.