JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyarankan agar unit vertikal Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) lebih agresif melakukan pendekatan kepada instansi finansial.
Agus meyakini, hal tersebut bertujuan agar makin banyak instansi keuangan yang tertarik memberikan pendanaan bagi industri manufaktur yang hendak bertransformasi menuju Industry 4.0.
Menperin mengingatkan, perusahaan industri yang bertransformasi membutuhkan dana cukup besar. Oleh karena itu, perlu bantuan dari sisi pendanaan untuk mewujudkannya.
"Makanya tadi saya minta BSKJI dan Wantrii untuk proaktif, agresif, melakukan pendekatan, pembicaraan, juga sosialisasi kepada perusahaan finance, kepada perbankan," ujarnya dalam Kick Off Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025 di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (19/2).
Agus juga meminta Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (Wantrii) mengajak pelaku industri bertransformasi digital. Sebab, Wantrii merupakan wadah bagi praktisi dan akademisi industri yang telah atau sedang menjalankan proses transformasi digital.
Ia juga menilai pentingnya dukungan finansial dalam melakukan inovasi di sektor manufaktur. Itu sebabnya, unit vertikal Kemenperin harus mampu meyakinkan lembaga keuangan mengenai upaya yang tengah dilakukan ini.
"Untuk kita mengimplementasikan transformasi industri 4.0 juga sangat tergantung dari berapa besar dukungan financial sector," tegasnya.
Sebab, pendanaan yang memadai dari lembaga keuangan bertujuan untuk mengakomodir industri manufaktur yang memang berkomitmen melakukan transformasi digital.
Agus pun mengibaratkan, transformasi digital sebagai investasi jangka panjang bagi industri. Untuk mendukung itu, ia meminta lembaga keuangan menyiapkan platform pendanaan khusus bagi perusahaan yang siap bertransformasi.
"Ini dalam rangka investasi, sehingga lembaga keuangan masing-masing kita bisa minta menyiapkan platform paling tidak, menyiapkan kredit, dukungan, bagi perusahaan yang mau bertransformasi menuju industry 4.0," jelasnya.
Lebih lanjut, Menperin juga menyarankan unit vertikal BSKJI dan Wantrii untuk melaksanakan business matching antara industri dan instansi keuangan.
Ia menegaskan, pihaknya akan melakukan kurasi terhadap industri manufaktur yang sudah siap dan serius melakukan transformasi digital. Dengan demikian, business matching pun bisa lebih terarah.
"Kita lakukan kegiatan business matching antara perbankan, instansi finansial atau sektor finansial, dengan industri-industri yang memang kita arahkan untuk segera transformasi," kata Menperin.
Dia berharap, jajaran sektor finansial di dalam negeri bisa menyiapkan dana, termasuk memberikan kredit dalam rangka transformasi industri ini.
Agus menilai, sektor keuangan merupakan kunci keberhasilan industri menuju Industry 4.0. Ia pun menganggap sektor itu sebagai stakeholder paling penting dalam mengakselerasi ekosistem transformasi digital.
"Itu untuk mendukung pengembangan dari transformasi ini lebih cepat, sehingga saya memberikan arahan bahwa sektor keuangan harus dijadikan dalam stakeholder terpenting," tutup Menperin.
Pada kesempatan sama, Kepala BSKJI Andi Rizaldi menjelaskan, Kemenperin menggelar ajang Indonesia 4.0 Conference & Expo dalam rangka transformasi digital. Utamanya, mengembangkan dan implementasi aspek keberlanjutan dalam industri.
Kegiatan itu bertujuan mempertemukan para stakeholder mulai dari pemerintah, industri, provider teknologi, akademisi, konsultan industri, hingga financial sector dalam satu platform yang berorientasi pada transformasi digital industri di Indonesia.
"Diharapkan, kegiatan ini dapat menarik dan menumbuhkan minat dari para pelaku usaha untuk bergabung ke dalam ekosistem kolaborasi demi mewujudkan smart nation yang baik," ujar Andi.
Adapun Indonesia 4.0 Conference and Expo 2025 akan diselenggarakan pada 24-25 September 2025 di Jakarta Convention Center. Nantinya, Kemenperin akan mengusung tema Smart Nation 2025: Building Stronger, Moving Faster Toward Sustainability.
"Itu mencerminkan tekad kita untuk mempercepat pembangunan industri yang berbasis digital, efisien, dan berkelanjutan," tutup Andi.