c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

09 Juli 2024

21:00 WIB

Menperin Minta Sri Mulyani Soal Kejelasan Produk Impor Dalam 26.415 Kontainer

Menperin mengaku sudah menghubungi Menkeu Sri Mulyani, meminta kejelasan soal produk impor di dalam 26.415 kontainer yang tertahan di pelabuhan. Namun ternyata Menperin dicuekin.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p id="isPasted">Menperin Minta Sri Mulyani Soal Kejelasan Produk Impor Dalam 26.415 Kontainer</p>
<p id="isPasted">Menperin Minta Sri Mulyani Soal Kejelasan Produk Impor Dalam 26.415 Kontainer</p>

Peninjauan langsung pemberlakuan kebijakan relaksasi impor di Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (18/05). Dok. Kemenko Ekonomi

JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali mempertanyakan isi puluhan ribu kontainer produk impor yang tertahan di pelabuhan. Ia sudah menghubungi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati namun pihak Kemenperin belum menerima kejelasan sampai sekarang. 

Untuk diingat, polemik mengenai 26.415 kontainer berisi barang-barang impor tidak bisa keluar dari pelabuhan sudah berlangsung sejak Mei 2024. Namun sampai sekarang, Menperin Agus mengaku tidak mengetahui isi kontainer tersebut.

Oleh karena itu, Agus menghubungi Menkeu untuk membuka data barang-barang impor tersebut. Ini mengingat bahwa unit vertikal Kementerian Keuangan, yaitu Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) berperan mengurus persoalan lalu lintas impor di pelabuhan.

"Kami sudah komunikasi (dengan Kementerian Keuangan), tapi belum ada respons," ujar Menperin kepada awak media di Kantor Kemenperin, Selasa (9/7).

Agus menekankan Kemenperin berhak mengetahui isi 26.415 kontainer tersebut. Menurutnya, itu akan memudahkan pihaknya untuk memitigasi kebutuhan dan permasalahan industri. Misalnya, produk impor yang nyangkut merupakan bahan baku, berarti ada sektor-sektor industri yang bahan bakunya ikut tersendat.

Baca Juga: Ribuan Kontainer Menumpuk Di Pelabuhan, Kemenperin: Kami Tak Alergi Impor

Ia pun kembali menuturkan, Kemenperin sebagai pembina industri di dalam negeri, memiliki kepentingan untuk mengetahui jumlah, jenis, dan isi dari barang-barang di dalam kontainer tersebut.

"Saya juga pengen tahu isinya. Karena barang itu jangan-jangan bahan baku, kalau bahan baku di sektor apa? Jangan-jangan barang jadi, misalnya pakaian jadi, TV, elektronik, dan 26.000 itu is a big number, besar sekali," tutur Agus.

Menurutnya, apabila berbicara tentang barang impor dalam 100-200 kontainer, itu masih bisa diselesaikan dengan mudah. Namun kali ini, volume barang impor yang menjadi masalah di pelabuhan itu jumlahnya jumbo, mencapai 26.415 kontainer.

"Nah kita Kemenperin mempunyai kepentingan tentu untuk memitigasi. Kita harus tahu isinya apa, dan setelah itu kita bisa memitigasi untuk kepentingan industri dalam negeri," ucap Agus.

Pada kesempatan terpisah, Dirjen Bea dan Cukai Askolani pun buka suara usai dicolek Menperin soal data barang-barang impor dalam kontainer yang tertahan. Hanya saja, dia mengaku belum tahu Menperin menyurati Menkeu soal data barang-barang impor dalam kontainer.

"Oh itu saya enggak tahu (terkait surat), kita pasti komunikasi dengan teman-teman perdagangan kalau ada yang penting," ujarnya di komplek parlemen, Selasa (9/7).

Baca Juga: Kemenperin Bantah Jadi Pemicu Kontainer Barang Impor Numpuk Di Pelabuhan

Askolani mengatakan, pihak DJBC sendiri perlu memastikan produk impor tersebut terlebih dahulu. Karena datanya ada dalam sistem Lembaga National Single Window (LNSW). Nanti setelah diproses, menurutnya, barulah bisa diinformasikan mengenai barang impor yang tertahan di pelabuhan.

Kendati demikian, ia mengaku belum ada rencana pasti untuk mengumumkan produk-produk impor dalam kontainer yang tertahan. Namun ia akan memastikan barang-barang impor tersebut bukan merupakan barang yang dilarang oleh Kemendag ataupun Kemenperin.

"Nanti masuk dulu LNSW, nanti barangnya apa saja, nanti diproses, prosesnya ikut ketentuan, ada yang tanggung jawab Kemendag, ada tanggung jawab Kemenperin. Nanti akan di-share, setelah itu selesai, bisa diinfokan apa persisnya barangnya," tutur Askolani.

Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sudah melepaskan 16.415 kontainer yang nyangkut di pelabuhan utama, yakni Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Adapun proses pelepasan kontainer tersebut sudah mencapai 62,3%.

"Semenjak kami dengan Permendag baru (Permendag 8/2024), dalam hal ini setelah dengan Pak Menko Perekonomian pergi ke Tanjung Priok, ini sudah diselesaikan 16.415 artinya 62,3% dari total kontainer," kata Menkeu dalam konpers APBN Kita, Senin (27/5/2024).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar