c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Januari 2025

16:40 WIB

Menko Pangan Dukung Penguatan SDM dan Revitalisasi Barantin

Menko Pangan Zulkifli Hasan mendukung dan mendorong penuh adanya penguatan SDM karantina dan revitalisasi laboratorium Barantin. Berikut ini alasannya.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Menko Pangan Dukung Penguatan SDM dan Revitalisasi Barantin</p>
<p id="isPasted">Menko Pangan Dukung Penguatan SDM dan Revitalisasi Barantin</p>

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam sambutannya di Rapat Kerja Nasional Barantin, di Jakarta, Kamis (16/1). ValidNewsID/Erlinda PW

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mendorong adanya penguatan sumber daya manusia (SDM) dan revitalisasi laboratorium Badan Karantina Indonesia (Barantin). Langkah ini bisa menjadikan Barantin sebagai garda terdepan Indonesia dalam mencapai swasembada atau ketahanan pangan nasional.

"Saya mendukung penuh program Barantin untuk penguatan SDM dan revitalisasi laboratorium, karena Barantin ini sebagai garda terdepan untuk mewujudkan swasembada pangan," jelas Zulhas dalam sambutannya di Rapat Kerja Nasional Barantin, di Jakarta, Kamis (16/1).

Zulhas menilai, Barantin memiliki tanggungjawab besar. Ia mengibaratkannya sebagai palang pintu   terdepan dalam melindungi ketahanan pangan, baik dari dalam maupun luar negeri. Sementara itu, target swasembada pangan juga merupakan target prioritas Presiden Prabowo di masa pemerintahannya.

Baca Juga: Barantin Minta Vaksin Hingga Lalu Lintas Hewan Ditingkatkan Atasi PMK

Di saat yang sama, Kepala Barantin, Sahat M Pangabean menuturkan, demi mendukung program prioritas nasional untuk swasembada pangan, pihaknya berkontribusi aktif melalui pelaksanaan sistem perkarantinaan untuk komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan.

Implementasi sistem karantina tersebut dilakukan dengan pendekatan biosekuriti dan pengelolaan risiko biologis atau biosafety untuk memperkuat keamanan pangan nasional.

"Penerapan biosekuriti dan biosafety dalam penyelenggaraan karantina adalah serangkaian langkah strategis, prosedur, dan tindakan pengendalian yang bertujuan untuk melindungi kesehatan hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan dari ancaman hama dan penyakit. Tentunya yang dapat berdampak terhadap produksi pangan nasional," tutur Sahat.

Sahat menambahkan, Barantin dalam menjalankan tugas juga memiliki empat fokus kerja dalam penguatan sumber daya hayati untuk mendukung program prioritas nasional. Pertama adalah biosekuriti, keamanan hayati (biosafety), dan pertahanan hayati (biodefense).

Kedua yaitu keanekaragaman hayati (biodiversity), ketiga deteksi pencegahan dan respon penyakit asal hewan, produk rekayasa genetik, penularan resistensi antimikroba dengan pendekatan One Health, dan keempat adalah ketertelusuran atau traceability yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, Sahat menjelaskan bahwa biosekuriti melibatkan pengelolaan risiko masuk, keluar, dan penyebaran hama atau penyakit melalui regulasi ketat, inspeksi, dan sistem pengawasan di titik-titik kritis, seperti pelabuhan, bandara, serta kawasan perbatasan.

Biosekuriti juga menekankan perlindungan keamanan terhadap pekerja, lingkungan, dan masyarakat dari potensi bahaya biologis yang timbul dari pengelolaan dan pengendalian organisme atau patogen yang berbahaya.

"Dalam mendukung swasembada dan keamanan pangan nasional, penerapan keduanya memastikan bahwa produksi pangan tetap berkelanjutan, bebas dari ancaman biologis atau bioterorisme, serta memenuhi standar untuk konsumsi masyarkat. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi, kesehatan masyarakat, dan ketahanan pangan dalam jangka panjang," tuturnya.

Baca Juga: Barantin: Belum Ada Impor Sapi Hidup Untuk Dukung Program MBG

Biodefence
Kemudian pada langkah strategis pertahanan hayati (biodefence), Barantin menurut Sahat melaksanakan sistem pertahanan secara terpadu dan menyeluruh, integratif, dan komprehensif. Hal ini untuk mencegah senjata biologis (bioterorisme) atau ancaman biologis yang digunakan dapat memunculkan pandemi penyakit menular.

"Penguatan sistem biodefense ini Barantin akan menjalin kerja sama dengan kementerian lembaga lain, seperti Badan Intelijen Negara (BIN) dan Universitas Pertahanan (Unhan). Tahun ini, perlu dibentuk jiwa bela negara, termasuk seluruh pegawai," kata Sahat.

Selain itu, untuk meningkatkan kompetensi SDM Karantina dalam keamanan nasional, Sahat mengungkapkan Barantin akan bekerja sama dengan Unhan dan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). Peran dan dukungan dari para pemangku kepentingan ini sangat penting untuk mewujudkan keamanan pangan nasional.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar