c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Januari 2025

13:01 WIB

Barantin: Belum Ada Impor Sapi Hidup Untuk Dukung Program MBG

Barantin menyebut hingga saat ini belum ada impor sapi hidup untuk kuota tahun 2025, termasuk pemenuhan investasi program MBG.

Penulis: Erlinda Puspita

<p>Barantin: Belum Ada Impor Sapi Hidup Untuk Dukung Program MBG</p>
<p>Barantin: Belum Ada Impor Sapi Hidup Untuk Dukung Program MBG</p>

Pekerja memerah susu dari seekor sapi di J'rami Farm, Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/2/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Kepala Badan Karantina (Barantin) Sahat M Panggabean menyatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima pemasukan hewan impor sapi hidup baik pedaging maupun perah. Sedangkan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mendorong para pelaku usaha ternak sapi agar segera impor indukan sapi perah dan pedaging untuk memenuhi investasi program akan bergizi gratis (MBG). 

Adapun impor sapi hidup yang telah diterima Barantin di awal Januari 2025 ini merupakan pemasukan impor dari kuota impor sapi hidup di tahun 2024 lalu. Selain itu sapi yang baru datang tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Idulfitri 2025 mendatang. 

"Yang masuk kemarin adalah persiapan di lebaran nanti. Bahwa yang masuk kemarin terutama di akhir tahun untuk konsumsi lebaran dan semua dipastikan sehat. Sedangkan untuk 2025 belum ada yang masuk karena ini baru 2 minggu," ucap Sahat saat ditemui di sela acara Rapat Kerja Nasional Barantin, di Jakarta, Kamis (16/1). 

Namun Sahat memastikan, ke depan jika ada impor ternak hidup, maka pihaknya akan memastikan bahwa ternak-ternak tersebut bebas dari virus penyakit mulut dan kuku (PMK) dan penyakit lumpy skin and disease (LSD). 

"Yang menjadi fokus kita adalah dipastikan yang masuk (ke Indonesia) benar-benar sehat. Isunya kita fokus ke PMK dan LSD dan kita periksa semua itu di sana (negara asal impor) sehat. Begitu sampai di Indonesia kita periksa dan vaksin lagi, jadi artinya yang masuk sudah terjamin bebas dari PMK dan LSD," terang Sahat. 

Baca Juga: Susu Untuk Program MBG Tunggu Impor Sapi

Pengawasan ketat tersebut menurut Sahat berlaku untuk semua ternak yang masuk ke Indonesia dari negara manapun, baik dari negara bebas PMK maupun negara berzona PMK. Saat hewan ternak tersebut tiba di Indonesia, maka dipastikan menurutnya juga akan melewati masa karantina terlebih dahulu selama kurang lebih 14 hari untuk memastikan hewan ternak yang masuk benar-benar bebas dari penyakit. 

Sahat menuturkan, beberapa hari lalu pihaknya telah menerima sapi impor bakalan asal Australia sebanyak 2.797 ekor sapi, dari total impor sapi bakalan asal negeri Kanguru tersebut sepanjang 2024 sebanyak 487.452 ekor. Sapi inilah yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Idulfitri. 

Berdasarkan data Barantin, pemasukan sapi bakalan Australia selama 2024 masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Panjang (Lampung), Pelabuhan Belawan (Sumatra Utara), dan Pelabuhan Tanjung Perak (Jawa Timur).  

Menurut Deputi Bidang Karantina Hewan Barantin, Sriyanto, proses tindakkan karantina hewan-hewan ternak tersebut dimasukkan ke tempat pemasukan (at border) meliputi pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan dokumen, pemeriksaan fisik saat tiba di pelabuhan, serta melakukan pengasingan dan pengamatan termasuk pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium saat sapi di karantina di Instalansi Karantina Hewan (IKH).

Baca Juga: Kementan Minta Peternak Segera Impor Sapi Indukan

Selain itu, tindakan karantina hewan dengan sistem pre border juga turut dilakukan di negara asal, yaitu Australia sejak pertengahan tahun 22024 untuk memastikan hewan berasal dari daerah bebas penyakit, dipelihara sesuai standar kesehatan dan bebas dari penyakit karantina, serta melalui analisis risiko yang mendalam. 

Seperti diketahui, dari catatan Validnews, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono telah mendorong para pengusaha ternak untuk segera mengimpor sapi hidup baik indukan untuk perah maupun pedaging. Sapi-sapi tersebut menurutnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri utamanya program makan bergizi gratis (MBG) yang jumlahnya masing-masing 200 ribu ekor sapi pedaging dan 200 ribu ekor sapi perah. 

"Kita ingin pengusaha mendatangkan sapi hidup untuk dibudidaya di sini, sehingga kita mampu memenuhi kebutuhan nasional, utamanya untuk pemenuhan makan bergizi gratis," kata Sudaryono dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (8/1).

Pada Oktober 2024 lalu, Sudaryono juga menyebutkan telah terkonfirmasi 112 perusahaan yang berniat untuk importasi sapi perah dan pedaging guna memenuhi MBG. Perusahaan tersebut di antaranya terdiri dari 55 perusahaan yang akan impor sapi perah dan 57 perusahaan akan impor sapi pedaging.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar