09 Desember 2024
15:34 WIB
Menko Airlangga Lapor Tiga Proyek KEK Bermasalah Ke Presiden Prabowo
Ketiga KEK yang bermasalah tersebut adalah KEK Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, KEK Morotai di Maluku Utara, dan KEK Arun Lhokseumawe di Aceh.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, beberapa proyek KEK yang bermasalah atau memiliki tantangan kepada presiden dalam konferensi pers Indonesia SEZ Business Forum 2024, Jakarta, Senin (9/12/2024). Antara/Bayu Saputra
JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, beberapa proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang bermasalah atau memiliki tantangan. Dirinya pun telah melaporkannya secara langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
Adapun, KEK yang bermasalah adalah KEK Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, KEK Morotai di Maluku Utara, dan KEK Arun Lhokseumawe di Aceh. Airlangga mengidentifikasi, masalah tersebut terjadi pada realisasi investasi KEK yang masih sangat kecil atau terbatas.
Berdasarkan catatannya, hingga saat ini ada sekitar 22 KEK yang sudah dibangun oleh pemerintah dan sembilan KEK sedang dalam proses. Airlangga menyampaikan, temuan permasalahan KEK tersebut ketika Prabowo menanyakan perkembangan dan sejumlah tantangan sejumlah proyek KEK secara mendetail.
"Saya sudah sampaikan (kepada Presiden Prabowo) bahwa ada beberapa KEK yang memiliki tantangan seperti KEK Tanjung Kelayang, KEK Morotai, dan juga KEK di Aceh, karena realisasi investasinya masih sangat terbatas," katanya dalam acara Indonesia SEZ Business Forum 2024, Jakarta, Senin (9/12).
Baca Juga: Airlangga: Indonesia Tak Gentar Hadapi Keberadaan KEK Baru Negara Lain
Pihaknya pun mendorong para investor KEK untuk merealisasikan investasi yang telah pemerintah berikan dengan segala fasilitas. Pihaknya juga mengajak investor yang hadir untuk mengembangkan KEK tersebut.
"Jadi, sekarang saatnya KEK bagaimana memasarkan dirinya, dan bagaimana memanfaatkan peluang investasi, serta mengembangkan masing-masing KEK. Jika mereka ingin mengibarkan bendera putih, silakan beri tahu saya agar kita dapat menemukan investor lain yang bersedia dan mampu mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus tersebut," ujarnya.
Pemerintah juga menekankan, peningkatan investasi melalui KEK telah menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN.
Momentum ini juga menjadi kesempatan Indonesia untuk mengejar target pertumbuhan sebesar 8% yang diusung oleh Presiden Prabowo dalam lima tahun ke depan.
"KEK telah menjadi pendorong utama pertumbuhan di Tiongkok, Vietnam, di negara ASEAN lainnya, dan Thailand. Jadi, saya rasa sudah saatnya bagi KEK di Indonesia untuk memaksimalkan peluangnya. Kita tidak punya banyak waktu, targetnya 3-4 tahun. Oleh karena itu, kita harus mengambil manfaat geoekonomi dan geostrategis," imbuhnya.
Global Memanas
Dalam kesempatan sama, Airlangga menuturkan, saat ini dunia sedang dalam situasi yang tidak normal. Beberapa hari lalu, pemerintah Korea Selatan memberlakukan darurat militer, kemudian Presiden Suriah Bashar al-Assad yang meninggalkan istana tadi malam.
"Jadi, saya kira suhunya (geopolitik) sedang tinggi. Oleh karena itu, ASEAN sebagai salah satu kawasan yang damai dan stabil secara politik, dan terus tumbuh dalam dua dekade terakhir, maka kita harus memanfaatkan peluang emas ini," sambungnya.
Baca Juga: Hadapi KEK Baru Malaysia-Singapura, Pemerintah Tata Ulang KEK Batam
Airlangga menegaskan, kesempatan emas investasi KEK hanya datang sekali dan tidak akan ada kesempatan lain. Terlebih, KEK Indonesia bersaing dengan negara tetangga, seperti Thailand dan Vietnam.
"Saya tahu bahwa di Vietnam, ada juga keterbatasan di bidang lahan, bidang industri, mereka terlalu berkomitmen, dan juga upah minimum telah meningkat. Dan upah Indonesia, menurut saya, upah minimum masih kompetitif dengan negara-negara ASEAN lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu, dia meminta agar Menteri Investasi Rosan Roeslani dapat bekerja lebih keras untuk mencapai industri rantai nilai untuk berinvestasi di Indonesia. Adapun, program yang ingin dibuat Indonesia adalah nilai tambah dari sektor manufaktur.
Sementara itu, Airlangga menyampaikan, Presiden Prabowo memberikan arahan untuk meningkatkan dan mengembangkan sebanyak 36 sektor.
Sekadar informasi, saat ini pemerintah telah membangun sekitar 24 KEK yang tersebar di berbagai sektor, termasuk manufaktur, ekonomi digital, kesehatan, hingga pendidikan. Realisasi investasi kumulatif di KEK hingga kuartal III/2024, mencapai Rp242,5 triliun.
Selain itu, penyerapan tenaga kerja juga meningkat signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Hingga September 2024, sebanyak 151.260 tenaga kerja telah terserap melalui 394 pelaku usaha di KEK.