16 Oktober 2025
08:00 WIB
Menkeu: Danantara Sanggup Bayar Bunga Utang Whoosh Rp2 T per Tahun
Menkeu Purbaya menilai Danantara memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk menyelesaikan utang proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh, tanpa perlu menggunakan APBN.
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai, Danantara memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk menyelesaikan utang proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh, tanpa perlu menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Meski demikian, dia mengatakan, saat ini CEO Danantara Rosan Roeslani masih melakukan kajian teknis untuk merumuskan skema penyelesaian utang yang tepat untuk KCIC. Karena itu, Kemenkeu akan menunggu hasil kajian teknis ini untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Kita tunggu deh seperti apa studinya. Tapi yang jelas, saya tanya ke beliau (Rosan) tadi, apakah di klausulnya yang bayar harus pemerintah? Kan yang penting, kalau yang saya tahu CDB (China Development Bank) mereka yang penting struktur pembayarannya clear. Jadi seharusnya enggak ada masalah,” ujarnya usai menghadiri Rapat Dewan Pengawas Danantara, Jakarta, Rabu (15/10) melansir Antara.
Baca Juga: Kemenkeu-Danantara Saling Lempar Utang Jumbo KCIC Rp140 T
Secara keseluruhan, Purbaya memandang, Danantara mampu menanggung beban tersebut karena memiliki sumber keuangan yang kuat dari dividen BUMN.
“Sudah saya sampaikan, karena kan Danantara terima dividen dari BUMN hampir Rp80-90 triliun. Itu cukup untuk menutupi sekitar Rp2 triliun (bunga) bayaran tahunan untuk KCIC,” ujarnya.
Terlebih, dia juga menekankan, nilai dividen tersebut juga berpotensi meningkat setiap tahun.
Sebagian dana saat ini sempat ditempatkan dalam bentuk obligasi pemerintah. Namun, Purbaya meminta Danantara mengoptimalkan penempatan dana agar lebih produktif.
Pengalihan Dividen BUMN ke Danantara
Pemerintah sebelumnya telah mengalihkan seluruh dividen dari BUMN yang tadinya masuk ke kas negara untuk dikelola langsung oleh Danantara.
Skema ini, menurut Menkeu, justru memperkuat kemampuan Danantara untuk menangani pembayaran utang KCIC.
“Tapi ketika sudah dipisahkan, dan seluruh dividen masuk ke Danantara, Danantara cukup mampu untuk membayar itu. Jadi bukan enggak dibayar, tapi (dibayar) Danantara, bukan APBN, kelihatannya. Arahnya saya maunya ke sana,” ujar Bendahara Negara itu, saat ditemui di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (15/10).
Baca Juga: Soal Restrukturisasi Utang KCIC, Rosan: Negosiasi Sedang Berjalan
Sebagai informasi, total investasi proyek KCIC mencapai sekitar US$7,27 miliar atau setara Rp120,38 triliun. Sekitar 75% dari nilai proyek tersebut dibiayai melalui pinjaman dari CDB dengan bunga 2% per tahun.
Hingga kini, terdapat dua opsi penyelesaian utang yang tengah dikaji, yakni pelimpahan kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Namun opsi tersebut belum final, dengan pemerintah tetap mendorong Danantara untuk mengambil peran utama dalam pembayaran kewajiban KCIC.