01 November 2025
17:44 WIB
Menjaga Tondano Demi Setrum Yang Andal
Sampah kerap menjadi penghambat operasional PLTA Tonsealama membuat PLN NP UP Minahasa rutin menggelar sosialisasi pentingnya menjaga lingkungan DAS dan Danau Tondano.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Danau Tondano di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. ValidNewsID/Yoseph Krishna
MINAHASA - Sekitar 600 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terdapat sebuah tempat yang sejuk, asri, tenang, dan tentu wajib masuk dalam destinasi wajib saat berwisata ke Tanah Celebes, yakni Danau Tondano.
Diapit oleh beberapa gunung dan bukit, yakni Gunung Masarang, Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, dan Bukit Tampusu membuat Danau Tondano punya udara yang sangat sejuk. Tidak begitu panas, namun dinginnya juga tidak terlalu menusuk ke tulang.
Tapi, Danau Tondano bukan tempat wisata biasa dan bukan sekadar spot foto yang estetik untuk dipajang di jagat maya. Lebih dari itu, ada fungsi yang lebih penting dari Danau Tondano, yakni sebagai sumber air untuk beberapa pembangkit listrik di sekitarnya.
Misalnya saja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tonsealama yang hingga kini masih mengandalkan DAS Tondano untuk menghasilkan 12 Megawatt (MW) listrik dari keseluruhan 3 unitnya.
Baca Juga: PLTA Tonsealama, Penopang Terang Celebes Dari Pelosok Minahasa
Keberadaan PLTA yang esensial untuk kehidupan masyarakat membuat seluruh pihak, mulai dari penduduk setempat, pemerintah, hingga wisatawan, harus merawat Danau Tondano.
Hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan di Danau Tondano sudah berdampak besar terhadap keberlangsungan operasional PLTA Tonsealama maupun PLTA lain di sekitarnya.
Asisten Manajer Operasi PT PLN Nusantara Power UP Minahasa Oudy F. Rumbajan tak menampik, sampah menjadi tantangan utama pada operasional PLTA Tonsealama. Air dari DAS Tondano kerap tersumbat oleh sampah, sekalipun ada saringan pada penstock PLTA tersebut.
Penstock, disebut juga pipa pesat, adalah sebuah pipa bertekanan yang menyalurkan air dari reservoir atau bendungan ke turbin pada PLTA.
"Sebelum masuk penstock, itu ada saringan dan sampah sering tersumbat di situ. Itu yang menjadi kendala pada saat operasi," sebut Oudy di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (30/10).
Kendala sampah dialami oleh PLTA Tonsealama baik pada saat musim hujan maupun musim kemarau. Jadi, PLN dalam hal ini terus mensosialisasikan kepada masyarakat setempat supaya menjaga kebersihan DAS Tondano maupun Danau Tondano itu sendiri.
"Itu jadi kendala kami sekarang. Jadi, kami sosialisasi juga ke masyarakat di seputaran DAS Tondano itu yang airnya masuk ke kami dan juga di Danau Tondano itu sendiri," katanya.
Di samping melakukan sosialisasi, PT PLN Nusantara Power UP Minahasa juga terus bersinergi dengan pemangku kepentingan lain, seperti Balai Wilayah Sungai (BWS) Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas untuk mempercepat laju air dari Danau Tondano.
Belum lama ini bersama BWS setempat, PLN NP UP Minahasa ikut terlibat dalam pengerukan DAS Tondano. Dengan mengangkat sedimen tanah dan sebagainya di dasar air, diharapkan laju bisa semakin cepat untuk mendukung produksi listrik di PLTA Tonsealama maupun PLTA lain di sekitarnya.
"Jadi, yang kami kerjasamakan pertama dengan BWS, lalu pemda setempat, dan juga kami kerja sama dengan TNI untuk mengangkut sampah, lalu membersihkan DAS itu sendiri dan Danau Tondano," imbuh Oudy.
PLTA Tonsealama di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. ValidNewsID/Yoseph Krishna
Kapasitas PLTA 54 MW
Sebagai informasi, PLTA Tonsealama bisa dibilang menjadi pembangkit yang berada di dataran paling tinggi, di bawah Danau Tondano. Di bawahnya lagi, terdapat PLTA Tanggari 1 dan PLTA Tanggari 2 yang menggunakan flow air sisa pemanfaatan di PLTA Tonsealama.
Secara total, PLTA-PLTA tersebut punya kapasitas 54 Megawatt (MW). Jumlah itu bisa bertambah seiring rencana pembangunan PLTA Sawangan I dengan kapasitas yang diproyeksikan mencapai sekitar 16,6 MW.
Baca Juga: RI-Jepang Sepakat Lanjutkan Proyek Pembangunan PLTA Kayan
"Jadi, kita manfaatkan air yang dibuang dari PLTA Tonsealama sebanyak 2 unit turbin, lalu diputar lagi turbin yang ada di PLTA Tanggari 2. Ini masih ada potensi untuk unit yang lebih besar lagi di bawah dari outflow-nya PLTA Tanggari 2," jabarnya.
Lebih lanjut, Oudy mengungkapkan untuk menjaga struktur tanah di sekitaran DAS dan Danau Tondano, PLN NP UP Minahasa rutin menanam beragam pohon, mulai dari mangga, durian, hingga pohon cempaka.
Selain di Danau Tondano, penanaman pohon juga dilakukan di sebagian titik sekitar PLTA untuk menjaga kondisi lingkungan. Kegiatan penanaman tersebut dilakukan rutin dua kali setiap enam bulan.
"Contoh di PLTA Tonsealama, memang ada beberapa yang harus kami tanam untuk menjaga kondisi lingkungan itu sendiri dan kondisi konstruksi tanah itu sendiri," tandasnya.