c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

24 September 2025

20:22 WIB

Menguat Tipis, Rupiah Jadi Rp16.684 

Rupiah melemah terhadap dolar AS akhir-akhir ini karena dipicu pernyataan Jerome Powell. Penyebab lainnya, penurunan tingkat imbal hasil obligasi Indonesia belakangan ini.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Menguat Tipis, Rupiah Jadi Rp16.684&nbsp;</p>
<p id="isPasted">Menguat Tipis, Rupiah Jadi Rp16.684&nbsp;</p>

Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025). Antara Foto/Dhemas Reviyanto/sgd

JAKARTA - Mata uang rupiah pada perdagangan hari ini, Rabu (24/9) ditutup menguat tipis 3 poin di level Rp16.684 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan sebelumnya di level Rp16.687 per dolar AS.

Bahkan sepanjang hari, rupiah sempat menguat sebesar 30 poin. Sementara itu, indeks dolar AS justru menguat.

Meski telah menguat tipis, namun rupiah saat ini masih berada di level Rp16.600 per dolar AS. Belakangan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memang melemah dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada di posisi Rp16.680 per dolar AS pada Rabu (24/9).

Baca Juga: Investor Tunggu Data Inflasi AS, Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini

Padahal, pada awal September 2025 lalu, rupiah bergerak di kisaran Rp16.300 hingga Rp16.400 per dolar AS.

Menanggapi hal tersebut, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah turut melemah terhadap dolar AS seiring dengan pelemahan nilai tukar Asia lainnya terhadap dolar AS. Menurutnya, pernyataan Jerome Powell bisa jadi penyebab.

Menanggapi hal tersebut, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah turut melemah terhadap dolar AS seiring dengan pelemahan nilai tukar Asia lainnya terhadap dolar AS. Menurutnya, pernyataan Jerome Powell bisa jadi penyebab.

"Pasca pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bps), Powell tidak serta merta membuka kemungkinan yang lebih besar untuk pemangkasan lanjutan," kata Ariston kepada Validnews, Jakarta, Rabu (24/9).

Sementara itu, The Fed sendiri tetap mempertimbangkan risiko kenaikan inflasi bila pemangkasan terus dilakukan.

Di sisi lain, Ariston melanjutkan, penurunan tingkat imbal hasil obligasi Indonesia belakangan ini akibat kebijakan pelonggaran likuiditas, membuat aset rupiah tidak lebih menarik, sehingga menjadi tekanan untuk nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Kebijakan Imigrasi Trump Bikin Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS

"Namun demikian, komitmen Bank Indonesia (BI) untuk menjaga nilai tukar rupiah alias intervensi bisa menyebabkan pelemahan rupiah tertahan," terangnya.

Terpisah, kepada Validnews, Rabu (24/9), Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengamini rupiah saat ini tengah menguat tipis, namun masih berada di kisaran level Rp16.600 per dolar AS.

Rully menduga bahwa volatilitas saat ini masih sangat tinggi. Ia pun memproyeksikan rupiah hingga akhir tahun 2025 akan berada di kisaran level Rp16.000 hingga Rp16.900 per dolar AS.

"Sepertinya saat ini volatilitasnya akan sangat tinggi. Range-nya bisa di kisaran Rp16.000-16.900 per dolar AS," ujar Rully.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar