28 Juli 2025
13:10 WIB
Menghitung Pengurangan Emisi Karbon PIS Dari Puluhan Ribu Mangrove Di Teluk Naga
PIS menyebut terdapat potensi mereduksi ratusan juta ton CO2 ketika mangrove yang mereka tanam sudah tumbuh besar pada 5-7 tahun mendatang.
Penulis: Yoseph Krishna
Kegiatan penanaman mangrove yang diinisiasi oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) di Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (27/7). ValidNewsID/Yoseph Krishna
TANGERANG - Hari Mangrove Sedunia yang jatuh setiap tanggal 26 Juli turut dirayakan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) tahun ini.
Pada salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR), PIS memulai penanaman sebanyak 20.000 bibit pohon bakau di Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten sebagai sabuk hijau pantai.
Direktur Utama Pertamina International Shipping Surya Tri Harto menyebut program penanaman mangrove itu sejalan dengan salah satu pilar perusahaan untuk menjaga aspek keberlanjutan, yakni perlindungan lingkungan atau environmental protection.
"Hari ini merupakan salah satu milestone untuk penanaman 20.000 mangrove di kawasan ini. Sebelumnya, sudah kita lakukan di beberapa tempat, seperti Bintan, Makassar, dan beberapa titik di Jawa," ucap Surya, Minggu (27/7).
Baca Juga: PIS Targetkan Pengurangan Emisi 33% Pada 2030
Tak sekadar menjaga keberlanjutan lingkungan, penanaman mangrove disebutnya juga sebagai komitmen untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK), terutama pada masa yang akan datang.
Berdasarkan kajian Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, setiap hektare pesisir laut bisa ditanami sekitar 2.500-3.000 pohon bakau, bergantung pada model penanaman. Dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 20.000, perhitungan Validnews, luas area yang ditanami mangrove oleh PIS mencapai 6,66 hektare-8 hektare.
Kemudian, dengan masa pertumbuhan yang memakan waktu 5-7 tahun, PIS diperkirakan bisa menekan emisi di kisaran 264,73 juta ton CO2 sampai 318 juta ton CO2 per tahun.
Proyeksi itu mengacu pada studi yang dipublikasikan oleh Universitas Airlangga (Unair), yang menunjukkan setiap hektare mangrove dewasa bisa menekan setidaknya sampai 39,75 juta ton CO2 per tahun, atau setara emisi yang dihasilkan 59 sepeda motor.
Energizing The Ocean
Surya mengakui, penanaman 20.000 mangrove itu sejalan dengan keseriusan perusahaan untuk mengurangi dan menekan emisi karbon, utamanya di lingkungan laut. Paralel, upaya menekan emisi karbon juga dijalankan pada kegiatan operasional setiap kapal kelolaan PIS.
Tahun lalu, Surya mengungkapkan perusahaan mampu menekan emisi karbon tak kurang dari 40 kilo ton CO2 dari operasional kapal, utamanya lewat penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.
"Secara umum kalau emission reduction itu kalau tidak salah targetnya 54 kilo ton CO2 tahun ini yang akan kita reduksi dari operasi kita," jelas dia.
Keakraban dengan laut pun jadi alasan lain bagi Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina itu untuk menanam puluhan ribu bibit mangrove.
Bahkan, ada tagline 'Energizing The Ocean' yang diusung oleh Pertamina International Shipping, yakni mengenergikan laut demi kelestarian dunia yang mereka tapaki sebagai penopang bisnis utama.
"Intinya bagaimana kita, melalui kegiatan kita di laut tetap memastikan manfaat laut sebagai anugerah alam itu tidak rusak. Kalau di tengah laut seperti konservasi biota atau hewan laut itu ada juga, tapi mungkin dalam konteks yang lebih luas," jabar Surya.
Baca Juga: Gandeng NYK, PIS Bakal Angkut CO2 Dari Jepang Ke Indonesia
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup Sigit Reliantoro mengatakan penanaman 20.000 mangrove yang dilakukan oleh PIS tak hanya untuk menjaga garis pantai, tapi juga untuk mereduksi emisi karbon.
"Kita tahu semua fungsi mangrove untuk menjaga pantai, dan juga untuk kontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca, dan (mitigasi) perubahan iklim," imbuh dia.
Karena itu, dia melayangkan apresiasi atas inisiatif PT Pertamina International Shipping yang menancapkan 20.000 mangrove di tepian laut Tanjung Pasir sebagai salah satu program TJSL perusahaan.
Tak berhenti di situ, dia berharap PIS bisa memasifkan lagi program penanaman bakau di tempat lain yang sejalan dengan target pemulihan ekosistem mangrove seluas 600 ribu hektare dari Sabang sampai Merauke pada 2029 mendatang.
Di samping peluang yang lebih besar untuk mendapat penghargaan PROPER dari pemerintah, setiap perusahaan disebut Sigit juga bisa mengkreditkan CO2 yang sudah mereka reduksi.
"Jadi ada penghargaan PROPER, kemudian sebetulnya yang CO2 yang bisa direduksi dari penanaman mangrove ini juga bisa dikreditkan," tandas Sigit Reliantoro.