26 Juni 2024
19:55 WIB
Gandeng NYK, PIS Bakal Angkut CO2 Dari Jepang Ke Indonesia
Kerja sama dengan NYK soal pengangkutan CO2 dari Jepang ke Indonesia jadi upaya PIS untuk menjadi pemimpin agregator transportasi dan logistik CCS di kawasan
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Kapal tanker gas raksasa atau very large gas carrier (VLGC) Pertamina Gas Dahlia milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Sumber: PIS
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina International Shipping resmi meneken kesepakatan bisnis bersama Nippon Yushen Kabushiki Kaisha Group (NYK).
Kesepakatan bisnis antarkedua perusahaan itu mencakup pengangkutan karbon dioksida (CO2) cair, Liquified Natural Gas (LNG), serta ship management atau pengelolaan kapal.
Kemitraan antara PIS dan NYK juga digadang-gadang menjadi bentuk dukungan agenda pemerintah yang bakal menjadikan Indonesia sebagai pemain utama Carbon Capture Storage (CCS) global serta menekan emisi gas rumah kaca.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati yang turut hadir dalam penandatanganan nota kesepahaman tersebut menjelaskan sinergi antara PIS dan NYK jadi bentuk tindak lanjut kerja sama mitra strategis yang sudah terjalin sejak akhir 2022 lalu.
Baca Juga: Pemerintah Dorong PIS Rajai Pasar Internasional
"Ini merupakan awal perjalanan dan yang paling penting adalah bagaimana kita mempercepat implementasi bisnis supaya bisa menjadi saluran pendapatan baru untuk PIS," tegas Nicke lewat keterangan tertulisnya, Rabu (26/6).
Sementara itu, CEO Pertamina International Shipping Yoki Firnandi mengungkapkan untuk mewujudkan cita-cita menjadi pemain penting CCS di Indonesia, pihaknya wajib menjalin kolaborasi strategis. Salah satunya, ialah dengan perusahaan perkapalan asal Negeri Samurai tersebut.
"MoU dengan NYK mendorong inisiatif unlock value PIS untuk grow beyond Indonesia lewat kemitraan jangka panjang dan hubungan yang erat dengan pemegang saham kami," papar dia.
Dalam hal ini, Pertamina International Shipping bakal fokus pada mata rantai transportasi pada proses injeksi karbon yang membutuhkan kapal dan fasilitas penyimpanan karbon khusus.
Karena itu, Yoki berharap kemitraan strategis tersebut dapat mendorong terciptanya transfer teknologi dan expertise NYK dalam hal pengurangan emisi karbon.
"MoU ini juga jadi simbol kesiapan PIS untuk menjadi pemimpin agregator transportasi dan logistik CCS di kawasan," kata Yoki.
Tak sampai situ, NYK dan PIS bakal berkolaborasi dalam kajian peluang bisnis, studi kelayakan sarana angkutan, hingga penyimpanan CO2 cair dari dan menuju Indonesia.
Soal bisnis LNG, kedua pihak sepakat bersinergi dalam kepemilikan LNG Carrier. Sedangkan untuk bisnis pengelolaan kapal, NYK dan PIS bakal membentuk joint venture. NYK akan menyediakan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas pelaut untuk berkompetisi secara global.
Baca Juga: Pertamina Tambah Dua Unit Kapal Tanker Gas Jumbo
Managing Executive Officer NYK Hironobu Watanabe menilai kerja sama dengan PIS punya peran penting bagi NYK. Pasalnya, PIS menjadi salah satu pemain penting industri perkapalan Indonesia maupun regional.
"Kami sudah sering berdiskusi soal rencana kerja sama dan ini saatnya mengubah kesepakatan di atas kertas menjadi bisnis sesungguhnya," tegas Watanabe.
Lebih lanjut, Yoki Firnandi mengatakan kolaborasi dengan NYK juga akan menetapkan standar baru dalam industri kemaritiman dalam upaya global menekan emisi karbon dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
"Seiring dunia bergerak menuju masa depan yang lebih hijau, kemitraan PIS dan NYK menjadi contoh peran penting inovasi dan kerja sama mencapai tujuan lingkungan berkelanjutan," tandasnya.