20 September 2025
13:16 WIB
Melonjak 112%, Transaksi LCT ASEAN Juli 2025 Tembus US$14,1 M
Negara kawasan ASEAN berkomitmen meningkatkan stabilitas, ketahanan, dan integrasi keuangan kawasan dengan saling menggunakan mata uang lokal.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Bank sentral ASEAN sepakat memperkuat integrasi keuangan untuk menjaga ketahanan sekaligus membuka peluang pertumbuhan baru di pertemuan ASEAN Senior Level Committee on Financial Integration (SLC) ke-30, Yogyakarta, 18-19/9/2025. Dok Bank Indonesia
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkap, ASEAN berkomitmen memperkuat stabilitas, ketahanan dan integrasi keuangan kawasan dengan menggunakan mata uang lokal/local currency transaction (LCT) dalam transaksi pembayaran antarnegara.
Upaya tersebut, mencatatkan transaksi sebesar US$14,1 miliar (ekuivalen) hingga Juli 2025, atau tumbuh 112% (yoy) dibandingkan US$6,7 miliar (ekuivalen) pada periode yang sama di 2024. Bahkan, capaian LCT ASEAN Juli 2025 sudah setara dengan 87% dari total transaksi sepanjang 2024 yang mencapai US$16,28 miliar (ekuivalen).
“Dari sisi pengguna, jumlah nasabah LCT meningkat menjadi rata-rata 7.568/bulan pada 2025, dibandingkan 5.020/bulan pada 2024,” ungkap Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam agenda Joint ASEAN LCT Campaign di Yogyakarta, Kamis (18/9).
Baca Juga: Indonesia Dorong LCT Secara Masif Di ASEAN
Sebagai catatan, BI pertama kali memulai kerja sama penggunaan mata uang lokal di 2016 melalui penandatanganan MoU Local Currency Settlement dengan Malaysia dan Thailand. Inisiatif ini resmi diimplementasikan pada 2018 dan sejak itu berkembang pesat hingga melibatkan enam negara mitra.
Guna meningkatkan konsistensi dan skalabilitas, Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand telah menyepakati harmonisasi LCT Operational Guidelines yang kini menjadi acuan regional, sehingga operasi lebih terstandar, transparan, dan memudahkan negosiasi antar negara ASEAN.
“Pemanfaatan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara diharapkan dapat memperkuat ketahanan makroekonomi nasional sekaligus mengurangi kerentanan terhadap gejolak nilai tukar global,” tambah Filianingsih.
Baca Juga: BI: Transaksi LCT RI-China Juli 2025 Capai US$6,23 M
Dalam kesempatan sama, Direktur Departemen Internasional Bank of Thailand Nithiwadee Soontornpoch menekankan, besarnya porsi perdagangan internasional Thailand bersama negara-negara ASEAN juga berpotensi meningkatkan penggunaan mata uang lokal yang masih sangat besar.
“Kolaborasi erat antar bank sentral telah mendorong tren peningkatan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral, dan ke depan akan menjadi katalis pertumbuhan kawasan,” imbuh Asisten Gubernur Bank Negara Malaysia Mohamad Ali Iqbal Abdul Khalid.
Perkuat Keuangan Kawasan
Filianingsih kembali menegaskan, Bank Sentral negara ASEAN sepakat bahwa ASEAN perlu memperkuat integrasi keuangan untuk menjaga ketahanan sekaligus membuka peluang pertumbuhan baru di tengah dinamika ketidakpastian global, fragmentasi rantai pasok, serta percepatan digitalisasi dan transisi energi.
Indonesia juga disebut berupaya memperkuat integrasi perdagangan dan investasi langsung di ASEAN melalui pengurangan hambatan nontarif, hingga percepatan konektivitas sistem pembayaran serta perluasan penggunaan mata uang lokal.
Baca Juga: BI: Transaksi Local Currency Dengan Jepang Capai Setara US$5,1 Miliar
Tak lupa, dirinya juga menekankan, pentingnya penguatan jaring pengaman regional (regional safety net) dan mendorong agar sektor keuangan ASEAN memainkan peran kunci dalam menjaga ketahanan sekaligus memperdalam integrasi keuangan.
“Bank Indonesia terus memperkuat komitmen penggunaan mata uang lokal (local currency transaction atau LCT) sebagai instrumen penting untuk mengurangi kerentanan eksternal dan memperdalam integrasi keuangan," kata Filianingsih.
Terakhir, dirinya menekankan pentingnya penguatan manajemen krisis di tengah semakin dalamnya integrasi perbankan dan pasar modal, sehingga stabilitas kawasan tetap terjaga.