c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 September 2025

14:23 WIB

BI: Transaksi LCT RI-China Juli 2025 Capai US$6,23 M

BI mencatat transaksi LCT Indonesia-China sepanjang Januari-Juli 2025 mencapai US$6,23 miliar, meningkat dari US$2,17 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">BI: Transaksi LCT RI-China Juli 2025 Capai US$6,23 M</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">BI: Transaksi LCT RI-China Juli 2025 Capai US$6,23 M</p>

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berjabat tangan dengan Gubernur People's Bank of China (PBoC) Pan Gongsheng di Beijing, Rabu (11/9). Dok Bank Indonesia

BEIJING - Bank Indonesia (BI) menyampaikan, transaksi mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT) antara Indonesia dengan China terus meningkat. Per Juli 2025, LCT kedua negara sudah setara dengan US$6,23 miliar sepanjang Januari-Juli 2025, atau lebih besar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Adapun China menjadi negara terbesar yang gencar melakukan transaksi tanpa dolar AS dengan Indonesia. Posisi berikutnya disusul Jepang dengan transaksi mencapai US$5,08 miliar dalam periode yang sama.

"Nilai transaksi LCT Indonesia-Tiongkok telah mencapai ekuivalen US$6,23 miliar, meningkat dari ekuivalen US$2,17 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat bertemu dengan Gubernur People's Bank of China (PBoC) Pan Gongsheng di Beijing, Rabu (11/9).

Baca Juga: BI: Transaksi Local Currency Dengan Jepang Capai Setara US$5,1 Miliar

Indonesia dan China terus memperkuat komitmen penggunaan mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT) dalam perdagangan dan investasi bilateral. 

Perry meyakini, skema LCT dapat memberi manfaat nyata bagi pelaku usaha dan masyarakat dengan transaksi yang lebih efisien, biaya konversi lebih rendah, serta dukungan pada stabilitas keuangan. 

"Capaian kerja sama LCT Indonesia-Tiongkok menjadi tonggak penting dalam memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara," ujarnya.

Pihaknya juga menyampaikan, partisipasi pelaku usaha dan memperdalam kerja sama ekonomi Indonesia-China akan terus meluas. 

"Langkah ini mencerminkan komitmen bersama memperkuat kolaborasi bilateral dan membangun ekosistem keuangan yang lebih terhubung, aman, dan inklusif. Ke depan, Bank Indonesia akan terus bekerja sama dengan PBoC dan pemangku kepentingan untuk mendorong inovasi serta memperluas integrasi keuangan," tutur dia.

Sementara itu, Gubernur Pan menyampaikan, sebagai dua negara berkembang besar di Asia, China dan Indonesia memiliki tanggung jawab bersama dalam menghadapi dinamika global saat ini. 

Hubungan dagang dan investasi antara China dan Indonesia telah dibangun dari fondasi kerja sama keuangan yang solid. Oleh karena itu, penguatan kerja sama ini menjadi sangat penting. 

Realisasi Transaksi LCT dengan Negara Lain
Lebih lanjut, Perry menuturkan, penguatan LCT dengan China ini juga sejalan dengan capaian LCT Indonesia dengan negara mitra lainnya. 

Pada periode Januari-Juli 2025, realisasi transaksi LCT Indonesia dengan negara lain juga terus berkembang. Seperti, Malaysia (ekuivalen US$2,03 miliar), Thailand (US$644 juta), Jepang (US$5,08 miliar), Korea Selatan (US$85 juta), dan Uni Emirat Arab (US$72 juta). 

Pada kesempatan sama, Bank Indonesia dan PBoC juga melakukan uji coba terbatas (sandbox) konektivitas pembayaran QRIS antarnegara Indonesia-China. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut komitmen kedua bank sentral untuk memperkuat konektivitas pembayaran lintas batas. 

Menurut Perry, uji coba tersebut tidak hanya menandai kemajuan teknologi, tetapi juga mendorong inklusi, keterjangkauan, dan akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan. Kegiatan ini melibatkan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) bersama mitra industri pembayaran dari China.

Pelaksanaan inisiatif LCT dan QRIS antarnegara Indonesia-China mencerminkan sinergi erat antara Bank Indonesia, PBoC, asosiasi sistem pembayaran, serta lembaga keuangan kedua negara. 

"Inisiatif ini tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi bilateral, tetapi juga mendukung terbentuknya ekosistem keuangan digital yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing di kawasan," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar