JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, investor asing masih terpantau aktif membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp1,93 triliun pada 22-25 Juli 2024. Raihan pembelian aset portofolio ini naik tipis ketimbang pekan lalu yang hanya sekitar Rp0,69 triliun.
Di pekan ini, asing terlihat dominan menyicil beli instrumen SBN. Di sisi lain, investor terlihat mulai melepas aset SRBI dan saham Indonesia.
“Pada 22-25 Juli 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,93 triliun; terdiri dari beli neto Rp3,37 triliun di pasar SBN, jual neto Rp1,39 triliun di SRBI dan jual neto Rp0,05 triliun di saham,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (26/7).
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 25 Juli 2024 (year-to-date/ytd), asing tercatat masih dominan mengoleksi SRBI di pasar portofolio RI. Di mana nonresiden menorehkan ual neto Rp32,08 triliun di pasar SBN, jual neto Rp1,89 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp169,41 triliun di SRBI.
Spesifik per semester II/2024, hingga hingga 25 Juli 2024, nonresiden tercatat beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,88 triliun, jual neto di saham sebesar Rp2,23 triliun, dan beli neto di SRBI sebesar Rp39,06 triliun.
“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 25 Juli 2024 sebesar 74,91 basis poin (bps), turun dibandingkan 19 Juli 2024 yang sebesar 75,64 bps,” sebutnya.
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak turun tipis ke level 6,97% pada Jumat pagi (26/7), setelah sehari sebelumnya mengalami kenaikan ke level 6,98%. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih tinggi ketimbang pekan lalu yang bergerak di 6,92% jelang libur akhir pekan lalu.
Per akhir Kamis (25/7), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau melemah ke level 104,36 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Meskipun, Erwin menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah sebesar Rp30 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp16.245 per dolar AS pada akhir Kamis (25/7) dan dibuka level (bid) Rp16.275 per dolar AS pada Jumat pagi (26/7).
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami kenaikan per kamis (25/7). “Yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,241%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ungkapnya.