13 Juli 2024
09:32 WIB
Pekan Ini Asing Beli Instrumen Portofolio RI Rp5,59 T
Bank Indonesia (BI) melaporkan, investor asing masih terpantau aktif membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp5,59 triliun pada 8-11 Juli 2024.
Penulis: Khairul Kahfi
Petugas menunjukkan uang dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (10/10). Antara Foto/Bagus Ahmad Rizaldi
JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono melaporkan, investor asing masih terpantau aktif membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp5,59 triliun pada 8-11 Juli 2024. Adapun, raihan pembelian aset portofolio ini lebih rendah ketimbang pekan lalu yang sempat mencapai Rp8,34 triliun.
Di pekan ini, asing terlihat dominan mengakumulasi beli SBN dan cukup kalem mengumpulkan SRBI tak seperti pekan-pekan sebelumnya yang cukup deras. Di sisi lain, asing juga sudah mulai pede beli aset saham lokal dengan akumulasi minimal.
“Pada 8-11 Juli 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp5,59 triliun; terdiri dari beli neto Rp3,00 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,32 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,27 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (12/7).
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 11 Juli 2024 (year-to-date/ytd), asing tercatat dominan mengoleksi SRBI di pasar portofolio RI. Di mana nonresiden menorehkan jual neto Rp28,82 triliun di pasar SBN, jual neto Rp6,75 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp153,20 triliun di SRBI.
“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 11 Juli 2024 sebesar 69,03 basis poin (bps), turun dibandingkan 28 Juni 2024 yang sebesar 72,98 bps,” sebutnya.
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak turun ke level 6,88% pada Jumat pagi (12/7), setelah sehari sebelumnya mengalami penurunan ke level 6,99%. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih rendah ketimbang pekan lalu yang bergerak di 7,06-7,07% jelang akhir pekan.
Per akhir Kamis (11/7), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau melemah ke level 104,44 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Hasilnya, Erwin menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau impresif menguat Rp70 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp16.190 per dolar AS pada akhir Kamis (11/7) dan dibuka level (bid) Rp16.120 per dolar AS pada Jumat pagi (12/7).
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami penurunan per kamis (11/7). “Yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 4,21%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ungkapnya.