c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

21 September 2024

08:45 WIB

Meloncat, BI Catat Asing Borong Instrumen Investasi Rp25,60 T Pekan Ini

BI mencatat investor asing aktif membeli instrumen investasi pekan ini hingga Rp25,60 triliun.

Penulis: Khairul Kahfi

<p>Meloncat, BI Catat Asing Borong Instrumen Investasi Rp25,60 T Pekan Ini</p>
<p>Meloncat, BI Catat Asing Borong Instrumen Investasi Rp25,60 T Pekan Ini</p>

Petugas menunjukkan uang dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (10/10/2023). Antara Foto/Bagus Ahmad Rizaldi

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat investor asing aktif membeli instrumen investasi pekan ini hingga Rp25,60 triliun. Capaian ini terpantau meloncat pesat ketimbang pekan lalu yang terhitung lesu diperdagangkan hanya Rp1,31 triliun.

Menariknya, investor asing sudah cukup pede mengakumulasi beli aset saham dan SBN di dalam negeri sepanjang pekan ini. Sebaliknya, instrumen SRBI yang dalam beberapa waktu lalu ramai diserbu pembeli mulai landai diakumulasi.

“Berdasarkan data transaksi 17-19 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp25,60 triliun; terdiri dari beli neto sebesar Rp4,19 triliun di pasar saham, Rp19,76 triliun di pasar SBN, dan Rp1,66 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” jelas Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono  dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (20/9).

BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 19 September 2024 (year-to-date/ytd), asing tercatat masih dominan mengoleksi SRBI di pasar portofolio RI. Di mana nonresiden menorehkan beli neto sebesar Rp186,85 triliun di SRBI, Rp51,85 triliun di pasar saham, dan Rp21,39 triliun di pasar SBN.

Baca Juga: BI: Pekan Ini Asing Masih Lepas Instrumen Investasi RI Rp1,31 T 

Kendati, spesifik per semester II/2024 hingga 19 September 2024, pembelian instrumen investasi lokal oleh asing cenderung sudah mulai seimbang berkisar Rp50 triliunan. Nonresiden tercatat melanjutkan inflows sebesar Rp51,51 triliun di pasar saham, Rp55,34 triliun di pasar SBN dan dan Rp56,50 triliun di SRBI.

“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 19 September 2024 sebesar 63,41 basis poin (bps), turun signifikan dibandingkan 13 September 2024 sebesar 67,46 bps,” sebutnya.

Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak turun ke level 6,44% pada Jumat pagi (20/9), setelah sehari sebelumnya juga sudah bergerak turun ke level 6,53%. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih rendah ketimbang pekan lalu yang bergerak lebih tinggi di kisaran 6,57-6,58% jelang libur akhir pekan lalu.

Per akhir Kamis (19/9), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau bergerak melemah menuju level 100,61 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.

Baca Juga: BI: Investor Asing Lepas Instrumen Investasi Rp2,49 T Pekan Ini

Hasilnya, Erwin tuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat signifikan sebesar Rp130 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.230 per dolar AS pada akhir Kamis (19/9) dan dibuka level bid Rp15.100 per dolar AS pada Jumat pagi (20/9).

Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami kenaikan per kamis (19/9). “Yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 3,713%,” paparnya.

Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ungkapnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar