31 Agustus 2024
09:11 WIB
Melambat, Asing Cuma Beli Instrumen Investasi RI Rp6,21 T Pekan Ini
Di pekan ini, investor asing juga terpantau aktif membeli semua instrumen investasi baik SBN, SRBI dan saham, dengan porsi saham lebih besar.
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
Pegawai melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Global (IHSG) di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Kamis (28/3/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan
JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, investor asing terpantau membeli instrumen investasi investasi lokal sebesar Rp6,21 triliun pada 26-29 Agustus 2024. Raihan pembelian aset ini terpantau masih positif, meski melambat dibanding pekan lalu yang sebesar Rp15,91 triliun.
Di pekan ini, investor asing juga terpantau aktif membeli semua instrument investasi baik SBN, SRBI dan saham. Adapun pekan ini asing terpantau lebih pede membeli saham ketimbang SRBI maupun SBN.
“Berdasarkan data transaksi 26-29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp6,21 triliun; terdiri dari beli neto Rp3,89 triliun di pasar saham, Rp1,56 triliun di SRBI, dan Rp0,76 triliun di pasar SBN,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (30/8).
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 29 Agustus 2024 (year-to-date/ytd), asing tercatat masih dominan mengoleksi SRBI di pasar portofolio RI. Di mana nonresiden menorehkan beli neto sebesar Rp187,66 triliun di SRBI, Rp12,79 triliun di pasar saham, dan Rp9,20 triliun di pasar SBN.
Baca Juga: BI: Investor Asing Borong Investasi Portofolio RI Rp15,91 T Pekan Ini
Spesifik per semester II/2024, hingga 29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp57,31 triliun di SRBI, Rp43,15 triliun di pasar SBN, dan Rp12,45 triliun di pasar saham.
“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 30 Agustus 2024 sebesar 65,87 basis poin (bps), turun dibandingkan 23 Agustus 2024 sebesar 66,86 bps,” sebutnya.
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak naik signifikan ke level 6,75% pada Jumat pagi (30/8), setelah sehari sebelumnya mengalami penurunan ke level 6,61%. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih rendah ketimbang pekan lalu yang bergerak lebih rendah di kisaran 6,63-6,66% jelang libur akhir pekan lalu.
Per akhir Kamis (22/8), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau menguat ke level 101,34 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Hasilnya, Erwin menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah tipis sebesar Rp5 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.410 per dolar AS pada akhir Kamis (29/8) dan dibuka level bid Rp15.415 per dolar AS pada Jumat pagi (30/8).
Baca Juga: Berbalik Arah, Asing Borong Instrumen Investasi Lokal Rp9,67 T
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami kenaikan per kamis (29/8). “Yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 3,862%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ungkapnya.