17 Agustus 2024
10:21 WIB
Berbalik Arah, Asing Borong Instrumen Investasi Lokal Rp9,67 T
Pekan lalu, pembelian instrumen investasi lokal oleh investor asing turun tajam ketimbang pekan sebelumnya. Di pekan ini, investor asing terpantau mengoleksi SBN, SRBI dan saham.
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
Petugas menunjukan uang pecahan dolar Amerika Serikat (AS) di gerai penukaran mata uang asing Dolarasia Money Changer, Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, Jumat (24/11/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan
JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, investor asing terpantau aktif membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp9,67 triliun pada 12-15 Agustus 2024. Raihan pembelian aset ini terpantau berbalik arah, naik lebih tinggi dibanding pekan lalu yang hanya sebesar Rp1,62 triliun.
Di pekan ini, investor asing juga terpantau aktif membeli semua portofolio, baik SBN, SRBI dan saham. Dengan kecenderungan investor asing beli lebih besar untuk SBN dan saham. Adapun pembelian SRBI tidak semoncer beberapa waktu lalu.
“Berdasarkan data transaksi 12-15 Agustus 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp9,67 triliun; terdiri dari beli neto Rp7,36 triliun di pasar SBN, Rp2,18 triliun di pasar saham dan Rp0,13 triliun di SRBI,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (16/8).
Baca Juga: Turun Lagi, Investasi Portofolio Asing Cuma Masuk Rp1,62 T Pekan Ini
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 15 Agustus 2024 (year-to-date/ytd), asing tercatat masih dominan mengoleksi SRBI di pasar portofolio RI. Di mana nonresiden menorehkan jual neto Rp11,54 triliun di pasar SBN, sedangkan beli neto Rp179,37 triliun di SRBI dan beli neto Rp3,36 triliun di pasar saham.
Spesifik per semester II/2024, hingga 15 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto di SRBI sebesar Rp49,02 triliun, di pasar SBN sebesar Rp22,42 triliun, dan di pasar saham sebesar Rp3,02 triliun.
“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 15 Agustus 2024 sebesar 71,80 basis poin (bps), turun dibandingkan 9 Agustus 2024 yang sebesar 76,56 bps,” sebutnya.
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak naik ke level 6,75% pada Jumat pagi (16/8), setelah sehari sebelumnya mengalami penurunan ke level 6,72%. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih rendah ketimbang pekan lalu di kisaran 6,78%.
Per akhir Kamis (8/8), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau melemah ke level 102,98 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Hasilnya, Erwin menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah sebesar Rp50 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.690 per dolar AS pada akhir Kamis (15/8) dan dibuka level (bid) Rp15.740 per dolar AS pada Jumat pagi (16/8).
Baca Juga: Melonjak, Asing Beli Instrumen Investasi Lokal Rp10,27 T Pekan ini
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami penurunan per kamis (15/8). “Yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 3,91%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ungkapnya.