24 Agustus 2024
09:53 WIB
BI: Investor Asing Borong Investasi Portofolio RI Rp15,91 T Pekan Ini
Bank Indonesia (BI) mencatat, investor asing terpantau makin aktif membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp15,91 triliun pada 19-22 Agustus 2024.
Penulis: Khairul Kahfi
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Antara Foto/Muhammad Adimaja
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, investor asing terpantau makin aktif membeli instrumen investasi lokal sebesar Rp15,91 triliun pada 19-22 Agustus 2024. Capaian pembelian aset portofolio ini terpantau lanjut positif naik lebih tinggi dibanding pekan lalu yang sebesar Rp9,67 triliun.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menuturkan, di pekan ini, investor asing juga terpantau aktif membeli semua investasi portofolio baik SBN, SRBI dan saham. Dengan kecenderungan investor asing masih beli lebih besar untuk SBN dan saham, adapun pembelian SRBI lebih kecil.
“Berdasarkan data transaksi 19-22 Agustus 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp15,91 triliun; terdiri dari beli neto sebesar Rp11,45 triliun di pasar SBN, Rp4,13 triliun di pasar saham dan Rp0,33 triliun di SRBI,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima di Bali, Jumat (23/8).
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 22 Agustus 2024 (year-to-date/ytd), asing tercatat masih dominan mengoleksi SRBI di pasar portofolio RI. Di mana nonresiden menorehkan beli neto sebesar Rp185,29 triliun di SRBI, Rp6,40 triliun di pasar saham, dan Rp6,39 triliun di pasar SBN.
Baca Juga: Berbalik Arah, Asing Borong Instrumen Investasi Lokal Rp9,67 T
Per semester II/2024, hingga 22 Agustus 2024, non-residen tercatat beli neto sebesar Rp54,94 triliun di SRBI, Rp40,35 triliun di pasar SBN, dan Rp6,06 triliun di pasar saham.
“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 22 Agustus 2024 sebesar 69,56 basis poin (bps), relatif naik dibandingkan 16 Agustus 2024 sebesar 69,45 bps,” sebutnya.
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak naik ke level 6,66% pada Jumat pagi (23/8), setelah sehari sebelumnya mengalami penurunan ke level 6,63%. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih rendah ketimbang pekan lalu yang bergerak lebih tinggi di kisaran 6,72-6,75% jelang libur akhir pekan lalu.
Per akhir Kamis (22/8), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau melemah ke level 102,98 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Baca Juga: Turun Lagi, Investasi Portofolio Asing Cuma Masuk Rp1,62 T Pekan Ini
Hasilnya, Erwin menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah sebesar Rp5 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.595 per dolar AS pada akhir Kamis (22/8) dan dibuka level bid Rp15.600 per dolar AS pada Jumat pagi (23/8).
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami penurunan per kamis (22/8). “Yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 3,852%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ungkapnya.