25 Juli 2023
18:39 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan energi di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Manager of Capital Market MedcoEnergi Ridho Wahyudi menjelaskan komitmen perusahaan dalam membangun bisnis dengan pertumbuhan berkelanjutan itu punya tujuan memberi nilai dan imbal hasil jangka panjang bagi para pemegang saham, serta berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah operasi.
"Kami akan tetap fokus peningkatan ESG dengan target terukur sesuai strategi perubahan iklim dan memperluas portofolio energi terbarukan demi mencapai Net Zero Emissions untuk Cakupan 1 dan 2 pada 2050 dan Cakupan 3 tahun 2060," ungkap Ridho dalam sesi presentasi di IPA Convex 2023, Selasa (25/7).
Adapun untuk menjamin ketahanan energi, pengembangan usaha MedcoEnergi akan terfokus pada tiga segmen, yakni minyak dan gas, ketenagalistrikan yang bersih dan berkelanjutan, serta pertambangan tembaga dan emas.
Ridho merinci pada bidang minyak dan gas, MedcoEnergi terus melanjutkan sederet proyek utama, mulai dari Lapangan Forel dan Bronang di PSC South Natuna Sea Block B, Lapangan Suban di PSC Corridor, serta pengembangan fase 2 PSC Senoro-Toili.
Baca Juga: Medco Energi Siapkan Capex 2023 Sekitar US$370 Juta
Pengembangan-pengembangan baru itu juga didukung perpanjangan kontrak jual beli gas di Blok Natuna maupun Blok Corridor yang memperpanjang umur cadangan (reserve life).
"Perpanjangan kontrak jual beli gas di Blok Natuna dan Blok Corridor akan memperpanjang umur cadangan dan keberlanjutan dari blok-blok tersebut," ujarnya.
Kemudian pada bidang ketenagalistrikan, MedcoEnergi melalui anak usaha PT Medco Power Indonesia punya komitmen penyediaan energi bersih lewat pembangkit listrik tenaga gas, geothermal, surya, dan minihidro.
Pascarampungnya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Riau dengan kapasitas 275 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sumbawa berkapasitas 26 MWp tahun 2022, perseroan akan mengembangkan proyek lain, salah satunya geothermal 34 MW fase 1 di Blawan, Ijen, Jawa Timur.
"Dan juga termasuk pengembangan PLTS 2x25 MWp di Bali hingga ditargetkan kapasitas terpasang dari energi terbarukan mencapai 26% tahun 2025 dan 30% tahun 2030," kata Ridho.
Baca Juga: SKK Migas Dan Medco E&P Temukan Gas di Blok South Sumatra
Kemudian lewat Amman Mineral Nusa Tenggara, perseroan pun punya komitmen membangun bisnis berkelanjutan. Komitmen itu salah satunya diimplementasikan dengan konversi pembangkit listrik tenaga batubara berkapasitas 112 MW dan diesel 45 MW menjadi PLTGU berkapasitas 450 MW.
"Hal itu dilakukan dengan terminal penyimpanan dan regasifikasi LNG di Teluk Benete," tutur dia.
Kapasitas konversi itu pun, sambungnya, ke depan akan ditopang oleh PLTS Sumbawa 26 MWp sebagai dukungan kegiatan pertambangan.
"Tentu nantinya akan meningkat dengan dioperasikannya smelter dan perluasan pabrik konsentrator," tandas Ridho Wahyudi.iu