02 Mei 2025
21:00 WIB
Masyarakat Tak Sekolah dan Tak Tamat SD Punya Literasi dan Inklusi Terendah
Hasil SNLIK 2025 menunjukkan masyarakat tamat perguruan tinggi memiliki tingkat indeks literasi dan inklusi keuangan tertinggi.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Ilustrasi. Buruh tani menanam padi di lahan pertanian Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (24/4/2025). AntaraFo to/Aloysius Jarot Nugroho
JAKARTA - Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mengungkapkan, masyarakat yang tidak sekolah atau tak tamat sekolah dasar (SD) memiliki indeks literasi dan inklusi keuangan terendah.
Tercatat indeks literasi sebesar 43,20%, dan inklusi sebesar 56,95%. Meski begitu angka ini naik dibandingkan tahun 2024 yang sebesar 38,19% untuk literasi dan 51,54% untuk inklusi.
Adapun untuk indeks literasi keuangan nasional pada tahun 2025 berdasarkan hasil SNLIK 2025 sebesar 66,46%, dan indeks inklusi keuangan sebesar 80,51%.
"Di sini masyarakat yang tidak sekolah atau belum tamat SD memiliki indeks literasi dan inklusi keuangan di bawah indeks nasional, yaitu indeks literasi keuangan 43,20% untuk kelompok yang tidak tamat atau belum tamat SD/tidak sekolah. Inklusi keuangannya sebesar 56,95% untuk metode berkelanjutan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi dalam konferensi pers Jumat, (2/5).
Baca Juga: SNLIK 2025: Indeks Literasi Keuangan 2025 66,46%, Inklusi Keuangan 80,51%
Friderica menuturkan, untuk masyarakat tamat perguruan tinggi memiliki tingkat indeks literasi dan inklusi keuangan tertinggi. Yakni, indeks literasi keuangan sebesar 90,63%, dan inklusi keuangan 99,1%.
Angka ini juga naik dibandingkan tahun 2024 yang sebesar 86,19% untuk literasi dan 98,54% untuk inklusi.
Sedangkan menurut pekerjaan, Friderica mengatakan bahwa literasi dan keuangan ditopang tiga kelompok profesi masyarakat. Pertama pegawai profesional, kedua pengusaha/wiraswasta, ketiga pensiunan/purnawirawan.
Baca Juga: Tak Melulu Inklusi, Cakap Literasi Perlu Diakselerasi
"Sementara itu untuk masyarakat yang belum bekerja, dan para petani, peternak, perkebunan, nelayan memiliki tingkat literasi dan inklusi yang rendah, yaitu tingkat literasi sebesar 49,36% dan 58,87%. Dan tingkat inklusi sebesar 64,82%, dan 69,40% dengan metode keberlanjutan," jelasnya.
Adapun untuk indeks inklusi keuangan tertinggi ada pada kelompok pegawai profesional yaitu sebesar 95,11%, pengusaha wiraswasta 86,66%, dan pensiunan purnawirawan sebesar 100%.
"Mungkin kalau sudah purnawirawan atau pensiunan pasti semua gaji lewat rekening bank makanya sudah 100%," imbuhnya.