c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

26 Juli 2024

19:25 WIB

Masuk Paruh Kedua 2024, Budi Daya Ikan RI Masih Jauh Dari Target

Dari sederet komoditas budi daya, ikan kakap jadi satu-satunya yang mengalami peningkatan produksi dari triwulan I ke triwulan II 2024.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>Masuk Paruh Kedua 2024, Budi Daya Ikan RI Masih Jauh Dari Target</p>
<p>Masuk Paruh Kedua 2024, Budi Daya Ikan RI Masih Jauh Dari Target</p>

Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan KKP Mochamad Idnillah, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistyo, dan Sekretaris Ditjen Perikanan Budi Daya KKP Gemi Triastutik, (26/7) Validnews/Yoseph Krishna

JAKARTA - Realisasi budi daya perikanan Indonesia sepanjang Januari-Juni 2024 baru mencapai 3,34 juta ton atau hanya 26,6% dari target yang ditetapkan 12,5 juta ton pada tahun ini.

Realisasi budi daya perikanan sepanjang semester 1 2024 itu ditopang oleh komoditas ikan nila yang tercatat sebesar 709.775 ton. Itu pun, baru 28,8% dari target 2024 sebesar 2,46 juta ton.

Sementara untuk komoditas ikan yang mengalami peningkatan produksi budi daya, ialah ikan kakap dari 1.691 ton pada triwulan I ke triwulan II 2024, baik untuk kakap putih maupun kakap merah.

Sedangkan budi daya pada komoditas nila, lele, udang, bandeng, ikan mas, gurame, hingga ikan patin, kompak mengalami penurunan dari triwulan I ke triwulan II tahun ini.

"Komoditas lain seperti nila, udang, lele triwulan I ke triwulan II ada penurunan. Kita berharap agar supaya di triwulan III bisa terus meningkat," ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gemi Triastutik dalam konferensi pers, Jumat (26/7).

Baca Juga: Indonesia Miliki Potensi 78 Ribu Hektare Untuk Tambak Nila

Adapun beberapa penyebab rendahnya realisasi budi daya perikanan itu, terdiri dari musim tebar hingga kesediaan benih yang berkualitas. Sehingga, KKP harus mengeluarkan effort yang lebih besar guna mendongkrak produksi budi daya ikan tahun ini.

"Terkait target budi daya masih cukup butuh effort yang luar biasa, ada beberapa hal yang memang jadi krusial seperti ketersediaan benih, dan kendala utama tentunya adalah musim tebar," kata dia.

Gemi menjelaskan benih yang berkualitas dapat dihasilkan dari induk yang berkualitas. Karena itu, KKP saat ini terus memastikan ketersediaan benih untuk perikanan budi daya.

Salah satunya, ialah dengan mengoptimalkan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang ada di berbagai daerah. Pasalnya, sebanyak 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak bisa bergerak sendiri untuk menyediakan benih ikan yang berkualitas.

"Tentu tidak bisa kami semua karena kebutuhan benih dipengaruhi musim tanam, lokasi, dan beberapa tempat tentu tidak saling bersamaan. Ini menjadi concern kita," sebutnya.

Baca Juga: RI Peringkat 4 Ekspor Ikan Tilapia Dunia, Nilainya Capai Rp1,23 T

Karena itu, saat ini KKP terus mendorong perbaikan fasilitas di beberapa lokasi. Dengan begitu, Gemi meyakini penyediaan benih berkualitas bisa terjamin dan ujungnya berdampak pada peningkatan produksi perikanan budi daya.

"Termasuk juga dengan penyediaan sarana-sarana produksi perikanan," jelas dia.

Sedikit lebih baik dari budi daya perikanan, KKP mencatat realisasi produksi budi daya rumput laut Indonesia sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai 5,14 juta ton, 41,7% dari target yang dipatok 12,33 juta ton sepanjang 2024.

Upaya menggenjot produksi budi daya tak hanya dilakukan pada komoditas ikan, tetapi juga pada rumput laut. Antara lain, dengan pemberian bantuan kebun bibit rumput laut di beberapa wilayah.

"Bibit rumput laut harus di-support oleh kebun-kebun bibit yang ada di masyarakat, itu beberapa upaya yang akan kita dorong," jabar Gemi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar