c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

24 Februari 2024

17:47 WIB

Mantan Menperin: Hilirisasi Sawit Kuatkan Perekonomian

Dalam disertasinya, Mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin menyebut hilirisasi sawit akan mendorong petani meningkatkan produktivitas dan kualitas sawit.

Editor: Fin Harini

Mantan Menperin: Hilirisasi Sawit Kuatkan Perekonomian
Mantan Menperin: Hilirisasi Sawit Kuatkan Perekonomian
Ilustrasi hilirisasi sawit. Pabrik Upfield Indonesia di Cikarang yang mampu memproduksi margarin yang ditujukan untuk memenuhi k ebutuhan pasar, baik domestik maupun ekspor. Dok/Upfield Indonesia

DEPOK - Mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin menyebutkan hilirisasi industri kelapa sawit merupakan bagian dari pengembangan industri yang menjadi kunci peningkatan perekonomian nasional dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Hal tersebut dikatakan Saleh Husin yang menjadi Doktor Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) dalam sidang promosi doktor di Makara Art Center UI Depok, Jawa Barat, Sabtu (24/2).

"Mau tak mau hilirisasi harus dilakukan," kata Saleh Husin dikutip dari Antara.

Ia mengatakan hilirisasi memerlukan investasi yang besar, produksi yang efisien dan pengaturan ekspor yang optimal. Simulasi yang dilakukan dalam disertasi ini menunjukkan apabila ekspor produk hulu turun 5% dan ekspor produk hilir meningkat 15%, maka diperkirakan devisa Indonesia akan meningkat sebesar US$7 miliar per tahunnya.

Baca Juga: Riset Inovasi dan Regulasi Jadi Kunci Hilirisasi Sawit di Indonesia

Sehingga Produk Domestik Bruto yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat.

Hilirisasi menjadi produk-produk jadi langsung pakai oleh konsumen seperti kosmetika dan sabun paling mungkin menggunakan minyak kelapa sawit.

Ia menjelaskan minyak sawit merupakan produk yang sulit tergantikan oleh minyak nabati lainnya. Karakteristik minyak kelapa sawit paling mudah untuk dijadikan produk-produk turunan.

Selain itu, luas lahan yang diperlukan paling kecil sehingga biaya produksi minyak kelapa sawit paling rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.

Ia menilai, hilirisasi juga bisa memperbaiki produktivitas dari petani sawit swadaya. Saat ini para petani swadaya menguasai 42% lahan sawit di Indonesia. Namun, produksinya masih sangat rendah yaitu 2-3 ton per hektare per tahun.

"Jadi masih sangat jauh dibandingkan dengan perkebunan besar yang dimiliki oleh perusahaan kelapa sawit yang memproduksi 5-7 ton per hektare per tahun," katanya.

Saleh Husin mengatakan kebutuhan minyak kelapa sawit untuk memproduksi produk-produk hilir di dalam negeri membuat harga kelapa sawit yang memenuhi standar meningkat. Hilirisasi memaksa petani untuk memproduksi kelapa sawit yang standard dengan produktivitas yang lebih tinggi.

Baca Juga: Bursa CPO Bukan Solusi Utama Atasi Masalah Industri Sawit Indonesia

Hilirisasi memperkuat posisi Indonesia sebagai penjual sawit terbesar di dunia, dengan memperlemah posisi pembeli minyak sawit yang selama ini mendominasi perdagangan sawit internasional.

Sehingga, kata Saleh Husin, hilirisasi memungkinkan Indonesia untuk memperkecil ekspor ke negara-negara pedagang kelapa sawit, dengan tidak mengurangi produksi nasional.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung menyebut terdapat kemajuan hilirisasi sawit Indonesia. Tecermin dari ekspor produk hilir yang meningkat. Jika pada 2010, 70-80% ekspor sawit masih berupa Crude Palm Oil (CPO), maka pada 2022 sekitar 90% ekspor dalam bentuk olahan sederhana.

Kemenperin pun mencatat terdapat 179 ragam jenis hilirisasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar