20 Oktober 2023
14:32 WIB
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Maluku Utara masuk posisi kelima dari Top 5 lokasi realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan nilai investasi Rp27,8 triliun.
Industri pengolahan dan pertambangan merupakan sektor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi di Maluku Utara. Masuknya investasi, terutama asing, di Maluku Utara juga seiring dengan pembangunan smelter feronikel di Halmahera.
"Wah hebat ya, Maluku Utara dalam konteks investasi mengalahkan Jawa Tengah, karena Jawa Tengah enggak masuk (Top 5). Jadi dalam konteks realisasi investasi, Maluku Utara masuk 5 besar," ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Konpers di Gedung BKPM, Jakarta, Jumat (20/10).
Baca Juga: RI Himpun Realisasi Investasi Rp374,4 Triliun Di Kuartal III/2023
Kementerian Investasi/BKPM mencatat pada kuartal III/2023, realisasi PMA berada di angka Rp196,2 triliun. Sementara itu, realisasi PMDN senilai Rp178,2 triliun.
Secara rinci, Bahlil menyebutkan ada Top 5 lokasi tujuan PMA dan PMDN. Pertama, DKI Jakarta realisasi investasinya paling tinggi, yakni senilai Rp50,9 triliun.
Kedua, Jawa Barat dengan realisasi PMA dan PMDN senilai Rp49,5 triliun. Ketiga, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp38,9 triliun.
Keempat, Banten dengan nilai investasi Rp28 triliun. Kelima, Maluku Utara, realisasi investasi PMA dan PMDN senilai Rp27,8 triliun.
Jika dirinci sesuai jenis investasi, PMA dan PMDN masing-masing memiliki 5 besar lokasi realisasi. Untuk PMA, lokasi penanaman modal asing paling banyak di Jawa Barat dengan nilai investasi US$1,8 miliar.
Kemudian, lokasi incaran PMA berikutnya adalah Sulawesi Tengah dengan nilai investasi US$1,8 miliar. Di tempat ketiga, ada Maluku Utara dengan suntikan PMA senilai US$1,8 miliar, disusul Banten senilai US$1,2 miliar, dan DKI Jakarta senilai US$1,1 miliar.
"Ini rasanya kawasan Timur (dan Tengah) lebih dipercaya oleh asing daripada di Jawa kelihatannya, karena ada 3 lokasi (non Pulau Jawa) di kuartal III/2023," tutur Bahlil.
Untuk PMDN, tujuan realisasi investasi ada DKI Jakarta senilai Rp34,2 triliun. Kemudian Jawa Timur senilai Rp22,7 triliun, Jawa Barat senilai Rp22,6 triliun, Kalimantan Timur senilai Rp13,8 triliun, dan Banten senilai Rp10,1 triliun.
"Ini penting sekali, karena ini akan mengukur pertumbuhan ekonomi pada wilayah-wilayah itu. Ini pasti pertumbuhan ekonominya bagus, seperti Maluku Utara, Sulawesi," imbuh Bahlil.
Top 5 Lokasi Sepanjang Januari-September 2023
Kementerian Investasi/BKPM melaporkan ada sepanjang Januari-September 2023 Jawa Barat menjadi lokasi favorit para investor. Adapun realisasi investasi PMA dan PMDN di Jabar sejumlah Rp153,2 triliun.
Bahlil pun memerinci 4 provinsi lainnya yang juga menjadi incaran investor asing dan domestik sepanjang tahun. Ada DKI Jakarta dengan nilai investasi Rp130,3 triliun, Jawa Timur senilai Rp100,1 triliun, Sulawesi Tengah senilai Rp83,6 triliun, dan Banten senilai Rp78,6 triliun.
Berdasarkan jenis investasinya, PMA dan PMDN juga memiliki Top 5 lokasi incaran. Untuk PMA, paling tinggi di Jawa Barat dengan nilai investasi US$6,3 miliar.
Baca Juga: Investasi Luar Jawa Meningkat, Pemerintah Cabut Insentif
Kemudian Sulawesi Tengah dengan PMA senilai US$5,4 miliar, DKI Jakarta senilai US$3,8 miliar, Maluku Utara senilai US$3,7 miliar, dan Banten senilai US$3,4 miliar.
"PMA saya senang betul Sulawesi Tengah dan Maluku Utara itu menjadi 5 besar. Itu luar biasa sekali jadi pemerataannya paten lah ya," tutur Bahlil.
Untuk PMDN, realisasi investasi tertinggi di DKI Jakarta senilai Rp74,7 triliun. Lalu ada Jawa Barat dengan PMDN senilai Rp59,8 triliun, Jawa Timur senilai Rp54,2 triliun, Riau Rp37,5 triliun, dan Kalimantan Timur Rp36,2 triliun.