c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

28 Oktober 2025

13:30 WIB

Likuiditas Stabil, UOB Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Kuat!

UOB memproyeksi ekonomi Indonesia akan menguat pada kuartal IV/2025, seiring dengan stabilitas likuiditas perbankan sekaligus kebijakan moneter yang tetap akomodatif.

<p>Likuiditas Stabil, UOB Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Kuat!</p>
<p>Likuiditas Stabil, UOB Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Kuat!</p>
Ilustrasi - Warga melihat aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Antara Foto/Indrianto Eko Suwarso/pd/pri.

JAKARTA - Riset UOB Kay Hian memproyeksi, ekonomi Indonesia akan menguat pada kuartal IV/2025 seiring dengan stabilitas likuiditas perbankan sekaligus kebijakan moneter yang tetap akomodatif.

Analis UOB Kay Hian Suryaputra Wijaksana mengatakan, aktivitas ekonomi diproyeksikan akan meningkat seiring percepatan belanja pemerintah, membaiknya stabilitas politik, serta kenaikan kepercayaan bisnis dan konsumen pada kuartal IV/2025, sehingga diharapkan akan mendukung akselerasi pertumbuhan kredit secara moderat pada akhir 2025.

“Percepatan realisasi belanja fiskal dan perbaikan sentimen domestik akan mendorong pertumbuhan M2 (uang beredar dalam arti luas) yang lebih stabil, serta memperkuat pondasi ekonomi menjelang akhir tahun,” ujar Suryaputra dalam risetnya di Jakarta, Selasa (28/10), melansir Antara

Baca Juga: Moncer! BI Proyeksi Ekspor-Bansos Perkuat Perekonomian Kuartal III

Dia mengatakan, likuiditas dari penempatan dana pemerintah di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) masih menunggu panduan teknis sebelum dapat disalurkan ke sektor riil.

Kelebihan likuiditas perbankan mengalir ke pasar obligasi pemerintah, sehingga mendorong permintaan yang tinggi dan menyebabkan penurunan signifikan pada imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) pada September 2025.

Lebih lanjut, dia mengatakan, kondisi tersebut juga diperkuat oleh pembelian obligasi oleh Bank Indonesia (BI), sehingga makin memperkuat pasar surat berharga domestik.

“Dengan permintaan terhadap obligasi pemerintah yang jauh melampaui pasokan, yield obligasi cenderung menurun,” ujarnya.

Di sisi lain, dia memproyeksikan, tekanan inflasi tetap terkendali meskipun likuiditas meningkat, dengan proyeksi inflasi berada di level 2,7% pada 2025 atau masih berada dalam rentang target BI sebesar 1,5-3,5%.

Dengan inflasi stabil dan pertumbuhan ekonomi menguat, dia meyakini, BI akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar, guna mendorong ekspansi kredit dan menjaga momentum pemulihan. 

“Kombinasi antara stabilitas rupiah, surplus perdagangan, dan inflasi yang rendah memungkinkan BI tetap menjaga stance akomodatif,” jelasnya.

Baca Juga: Mau Tumbuh 8%? Ekonom: RI Jangan Andalkan SDA, Wajib Perbaiki ICOR

Seiring inflasi terjaga, solidnya pasar obligasi, dan kebijakan moneter propertumbuhan, dia juga meyakini, Indonesia tetap berada pada jalur yang kuat untuk menjaga momentum ekonomi hingga 2026. 

Sebagai informasi, pertumbuhan jumlah uang beredar luas (M2) meningkat menjadi 8,0% (year-on-year/yoy) pada September 2025, atau terpantau naik dari 7,6% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Pertumbuhan ditopang oleh kenaikan aset luar negeri bersih (Net Foreign Assets/NFA) sebesar 12,6%, yang dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan surplus perdagangan yang signifikan. 

Sementara itu, pertumbuhan aset domestik bersih (Net Domestic Assets/NDA) tercatat 6,8% (yoy) per September 2025, yang menandakan likuiditas pemerintah di perbankan belum sepenuhnya tersalurkan menjadi kredit baru.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar