c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

27 Oktober 2025

12:06 WIB

Moncer! BI Proyeksi Ekspor-Bansos Perkuat Perekonomian Kuartal III

Selain ekspor komoditas unggulan yang kuat, ekonomi ditopang paket ekonomi termasuk bansos. 

Penulis: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Moncer! BI Proyeksi Ekspor-Bansos Perkuat Perekonomian Kuartal III</p>
<p id="isPasted">Moncer! BI Proyeksi Ekspor-Bansos Perkuat Perekonomian Kuartal III</p>

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso. ValidNewsID/Khairul Kahfi

BUKITTINGGI - Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juli Budi Winantya menilai, ekonomi Indonesia masih dalam kondisi tangguh, walau masih perlu didorong untuk bisa sesuai dengan kapasitas yang sebenarnya. Setidaknya, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 akan moncer.

“Kita melihat bahwa di kuartal III ini pertumbuhan ekonominya akan didorong oleh ekspor dan belanja pemerintahan,” sebutnya dalam agenda pelatihan wartawan di Bukittinggi, Jumat (24/10).

Dari sisi ekspor, penguatan kinerja terlihat dari pertumbuhan pengiriman komoditas ekspor Indonesia seperti kelapa sawit hingga besi-baja ke India maupun China. Kuatnya kinerja ekspor ditopang oleh kekhawatiran eksportir yang mengantisipasi pengenaan tarif resiprokal AS.

Di sisi lain, belanja pemerintah yang cukup tinggi digelontorkan pada kuartal III disinyalir akan memperkuat permintaan domestik dan pertumbuhan ekonomi.

“Ke depan, secara keseluruhan kita perkirakan di semester II ini akan lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan di semester I,” jelasnya.

Baca Juga: Mau Tumbuh 8%? Ekonom: RI Jangan Andalkan SDA, Wajib Perbaiki ICOR

Dasar optimisme tersebut, Juli ungkapkan, diperkuat oleh serangkaian dukungan kebijakan fiskal pemerintah. Mulai dari program atau proyek prioritas terkait ketahanan pangan, energi, kemudian juga terkait dengan paket kebijakan ekonomi pemerintah.

Belum lama ini, pemerintah juga mengisyaratkan akan menambah bansos yang akan disalurkan di kuartal IV. “Ini tentunya juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di semester II,” sebutnya.

Belum berhenti, sambungnya, Bank Indonesia juga memberikan andil pertumbuhan di sisa 2025 dengan sejumlah kebijakan moneter. Mencakup penurunan BI-Rate, kebijakan stabilitas rupiah via intervensi pasar spot, NDF-DNDF, pembelian SBN di pasar sekunder, penetapan suku bunga valas, SRBI, hingga gelontoran insentif likuiditas makroprudensial (KLM).

Juli optimistis memperkirakan, pertumbuhan ekonomi 2025 akan berada di atas 5%. “Untuk seluruh tahun 2025, kita perkirakan (pertumbuhan ekonomi) ada sedikit di atas titik tengah kisaran proyeksi kita 4,6-5,4%. Untuk 2026, kita perkirakan akan lebih baik lagi,” ungkapnya.

Inflasi RI Terkendali-Ekspektasi Pertumbuhan 2026
Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan, seiring membaiknya ekonomi nasional yang membaik di akhir 2025, inflasi Indonesia juga akan berada dalam sasaran 2,5% ±1%.

BI memproyeksi, inflasi inti akan tetap rendah seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas ekonomi yang masih besar, imported inflation yang terkendali, dan dampak positif dari digitalisasi.

Inflasi pangan bergejolak (volatile food) diperkirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID), sekaligus penguatan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Pertumbuhannya (ekonomi 2025) sedikit di atas titik tengah target range kita, yaitu 4,6% sampai 5,4%,” ucap Deni.

Dengan perhitungan ini, BI juga mengekspektasikan pertumbuhan ekonomi 2026 akan makin cerah. Ditopang oleh aliran modal yang cukup kuat untuk mendukung fundamental moneter Indonesia.

Baca Juga: BI: Ekonomi RI Tetap Baik, Tapi Permintaan Domestik Perlu Diperkuat

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2025 diperkirakan tetap berdaya tahan, dengan defisit transaksi berjalan keseluruhan 2025 yang lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Sementara, transaksi berjalan kuartal III/2025 juga diekspektasikan mencatat surplus ditopang oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan hingga September 2025.

Begitu pula, aliran modal keluar (net outflows) akibat ketidakpastian global dan pembayaran utang luar negeri masih dikompensasikan positif oleh penanaman modal langsung. Posisi cadev hingga akhir September sebesar US$148,7 miliar masih berada di atas standar kecukupan internasional.

Ke depan, surplus neraca perdagangan dan arus masuk FDI diperkirakan masih akan terus berlanjut, sehingga mendukung proyeksi NPI 2025 yang tetap berdaya tahan. Pada 2026, NPI diproyeksikan tetap akan baik, didukung defisit transaksi berjalan yang sehat dan aliran modal yang meningkat sejalan prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga.

“Inilah kenapa kita masih optimistis bahwa aliran modal (yang tertekan di kuartal III) akan kembali menjadi lebih baik, tentunya ini akan mendukung bagaimana perkembangan nilai tukar kita,” urainya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar