c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

22 September 2025

19:32 WIB

Laba Semester I/2025 Anjlok Nyaris 31%, PT Timah Tbk Angkat Bicara

Anjloknya laba dan pendapatan TINS terjadi di tengah penurunan beban pendapatan periode Januari-Juni 2025.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Laba Semester I/2025 Anjlok Nyaris 31%, PT Timah Tbk Angkat Bicara</p>
<p id="isPasted">Laba Semester I/2025 Anjlok Nyaris 31%, PT Timah Tbk Angkat Bicara</p>

PT Timah Tbk melakukan eksplorasi cadangan bijih timah di IUP. ANTARA/HO-Humas PT Timah Tbk.

JAKARTA - PT Timah Tbk mencatat laba sepanjang enam bulan pertama tahun ini di angka Rp300,06 miliar atau mengalami penurunan 30,93% jika dibandingkan capaian laba semester I/2024 sebesar Rp434,46 miliar.

Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan, anjloknya laba bersih sejalan dengan penurunan pendapatan PT Timah Tbk dari Rp5,21 triliun menjadi hanya Rp4,21 triliun pada paruh pertama 2025.

Padahal, beban pokok pendapatan semester I/2025 emiten pertambangan pelat merah berkode saham TINS itu mengalami penurunan secara year-on-year dari Rp3,99 triliun menjadi kisaran Rp3,37 triliun.

Baca Juga: Kolonel TNI Ini Resmi Diangkat Jadi Bos PT Timah Tbk

"Kami sampaikan pendapatan tercapai di angka Rp4,2 triliun, menurun daripada tahun lalu di 19%. Adapun laba/rugi semester I/2025 adalah tercapai di angka Rp300 miliar, memang lebih rendah dari tahun lalu yag tercapai di Rp434 miliar untuk laba bersih," jelas Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Nur Adi Kuncoro dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Senin (22/9).

Di hadapan legislator, ia menjelaskan terjadi penurunan produksi bijih timah dari 10.250 ton Sn menjadi hanya 6.997 ton Sn periode Januari-Juni tahun ini. Artinya, penurunan produksi bijih tercatat di kisaran 32%.

Tak sampai situ, produksi logam timah oleh Anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) itu turut amblas 29% dari 9.675 metrik ton (MT) pada semester I/2024 menjadi hanya 6.870 MT Januari-Juni 2025.

"Produksi bijih memang ada penurunan year-on-year dari tahun 2024, tercapai 6.997 ton Sn atau turun 32% dari tahun sebelumnya. Dari sisi produksi logam juga mengalami penurunan, hanya tercapai di 6.870 MT," tutur Nur Adi.

Berkurangnya jumlah alat produksi, sambung Nur Adi, jadi salah satu musabab menurunnya produksi bijih timah maupun logam timah oleh TINS sepanjang semester I/2025.

"Penurunan terjadi karena yang pertama memang dari jumlah alat produksi itu yang cukup signifikan, terutama dari kapal isap produksi. Kedua, memang intensitas cuaca pada tahun 2025 ini juga cukup lebih lama daripada tahun lalu," katanya.

Faktor lain yang menyebabkan penurunan produksi ialah ketidaksanggupan TINS untuk masuk ke beberapa lokasi pertambangan, seperti Olivier di Laut Belitung, Laut Rias di Bangka Selatan, serta Beriga di Bangka Tengah.

Baca Juga: Ini PR Bagi Bos Baru PT Timah Tbk

"Ada beberapa lokasi yang belum sepenuhnya kita belum bisa masuk ke lokasi tersebut, yaitu Olivier, Beriga, dan Laut Rias yang ada di Bangka Selatan," sambung dia.

Tak sampai situ, PT Timah Tbk juga mengalami penurunan penjualan logam timah dari 8.229 MT periode Januari-Juni 2024 menjadi hanya 5.983 MT semester I tahun ini. Di lain sisi, rerata harga jual timah pada paruh pertama 2025 mengalami kenaikan dari US$30.397 per MT menjadi US$32.816 MT atau meningkat 8%.

Lebih lanjut, Nur Adi menerangkan Interest Bearing Debt (IBD) PT Timah berada di angka Rp1,38 triliun semester I/2025, menurun 27% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp3,03 triliun.

"Ini sudah lebih bagus tentunya daripada tahun lalu. Jadi, kita berusaha untuk melunasi utang-utang kami agar tidak menjadi beban operasi ataupun di kegiatan keuangan," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar