12 April 2025
16:30 WIB
Kunjungi Indonesia, Menteri Arab Saudi Siap Perkuat Kemitraan Industri-Pertambangan
Fokus utama kunjungan ini adalah memperkuat kolaborasi Arab Saudi-Indonesia di sektor pertambangan. Arab Saudi siap memperluas peran di sektor pertambangan Indonesia.
Editor: Khairul Kahfi
Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Bandar Al-Khorayef. Dok Kementerian Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi
RIYADH - Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Bandar Al-Khorayef tengah mempersiapkan kunjungan resmi ke Indonesia. Seperti diketahui, Arab Saudi telah lama mengakui Indonesia sebagai mitra ekonomi utama di kawasan Asia Tenggara.
Kunjungan delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Bandar Al-Khorayef ini diharapkan akan semakin memperkuat kerja sama di sektor industri dan pertambangan. Indonesia merupakan mitra dagang penting bagi Arab Saudi, dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai lebih dari US$6 miliar pada 2023.
Nantinya, kunjungan ini menandai peningkatan kerja sama strategis dan ekonomi antara kedua negara, khususnya di sektor pertambangan dan industri strategis utama seperti farmasi, industri makanan, dan otomotif.
Indonesia telah muncul sebagai mitra ekonomi dan geopolitik yang vital bagi Arab Saudi di Asia Tenggara. Pada 2023, nilai perdagangan bilateral kedua negara melampaui US$6 miliar, mencerminkan landasan kepentingan bersama yang kuat dan semangat untuk memperdalam keterlibatan di berbagai sektor berpotensi tinggi.
Baca Juga: CELIOS: Indonesia Perlu Melirik Timur Tengah Untuk Transisi Energi
Fokus utama dalam kunjungan ini adalah memperkuat kolaborasi Arab Saudi-Indonesia di sektor pertambangan. Dengan nilai ekspor bahan bakar mineral Indonesia mencapai US$67 miliar dan impor sebesar US$38 miliar pada tahun fiskal terakhir, sektor ini menawarkan peluang besar untuk pertumbuhan jangka panjang.
Selama kunjungannya, Menteri Al-Khorayef akan bertemu dengan sejumlah pejabat, termasuk Menteri ESDM Bahlil Lahadalia serta Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. Dirinya juga akan berdiskusi dengan pihak swasta, termasuk Direktur Utama dan CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy, serta CEO BioPharma Shaqiq Akasya.
Arab Saudi telah melakukan berbagai investasi strategis di Indonesia melalui sektor swasta, termasuk kepemilikannya di Vale Indonesia, anak perusahaan dari perusahaan pertambangan global Vale.
Kemitraan ini menunjukkan ketertarikan Arab Saudi untuk memperluas perannya di sektor pertambangan Indonesia. Sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di salah satu kawasan yang paling kaya sumber daya di dunia.
Vale Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar, yang merupakan komponen penting dalam baterai kendaraan listrik (EV).
Baca Juga: Baru 5,5%, Bahlil Ajak Negara Islam Berinvestasi di Indonesia
Arab Saudi yang tengah berinvestasi besar-besaran di sektor energi terbarukan dan teknologi EV sebagai bagian dari agenda Vision 2030, melihat kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk memastikan sumber daya transisi energi bersihnya dapat terpenuhi.
Seiring meningkatnya permintaan global terhadap kendaraan listrik, investasi Arab Saudi akan membuka peluang proses eksplorasi dan pengembangan infrastruktur lebih lanjut di sektor pertambangan Indonesia.
Pada 2024, ekspor global Indonesia mencapai US$217 miliar, meningkat 1,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Indonesia juga menargetkan nilai ekspor global sebesar US$405 miliar pada 2029.
Nantinya, Arab Saudi memainkan peran penting dalam pencapaian tersebut, dengan nilai impor dari Indonesia mencapai lebih dari US$2 miliar pada tahun 2023, sementara ekspor produk ke Indonesia mencapai US$4 miliar.
Penetrasi Indonesia di Industri Makanan Arab Saudi
Salah satu contoh kontribusi Indonesia yang kian signifikan dalam industri makanan Arab Saudi adalah kehadiran Indofood, salah satu perusahaan consumer goods terbesar di Indonesia, yang telah memperluas operasinya di Arab Saudi.
Produk mi instan Indofood pertama kali hadir di pasar Arab Saudi pada tahun 1986 dan kini telah tersebar luas di seluruh penjuru negara. Perlu dicatat, Jeddah Food Cluster sebagai klaster pangan terbesar di dunia, menjadi area kolaborasi potensial yang penting.
Klaster ini diposisikan sebagai pusat produksi dan distribusi makanan halal regional, yang sejalan erat dengan posisi Indonesia sebagai pasar halal terbesar di dunia. Jeddah Food Cluster juga terletak strategis di dekat pelabuhan utama Arab Saudi yang memfasilitasi ekspor lintas benua seperti Afrika, Eropa, dan Asia.
Baca Juga: Mendag Minta Produk Indonesia Dimudahkan Masuk Pasar Arab Saudi
Pada Desember 2023, Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kerja sama dalam jaminan produk halal dan pengakuan sertifikasi halal secara timbal balik.
Kesepakatan ini bertujuan untuk menyelaraskan standar dan menyederhanakan proses sertifikasi, mengurangi hambatan perdagangan, dan membuka peluang baru bagi produsen halal Indonesia untuk mengakses pasar Kerajaan Arab Saudi dan kawasan GCC secara lebih luas.
Kunjungan Menteri Bandar Al-Khorayef ini menandai babak baru dalam hubungan kedua negara, dengan fokus pada inovasi, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama di sektor-sektor strategis. Selain pertambangan dan industri makanan, diskusi juga diperkirakan mencakup energi terbarukan, infrastruktur, dan pertukaran keahlian industri.
Kedua negara berkomitmen untuk memanfaatkan kemitraan ini dalam menciptakan nilai jangka panjang, tidak hanya bagi perekonomian domestik masing-masing, tetapi juga untuk pasar regional dan global.
Melalui peningkatan perdagangan, investasi strategis, dan kolaborasi di sektor halal, Arab Saudi dan Indonesia tengah membuka jalan menuju masa depan kemakmuran bersama dan pertumbuhan yang saling menguntungkan.