c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

29 Januari 2024

16:49 WIB

KSP: Harga Jagung Pakan Meroket, Peternak Ayam Kewalahan

Kantor Staf Presiden meminta kebijakan baru untuk menata ulang harga jagung pakan yang terus naik dan berimbas pada melonjaknya harga telur ayam.

Penulis: Erlinda Puspita

KSP: Harga Jagung Pakan Meroket, Peternak Ayam Kewalahan
KSP: Harga Jagung Pakan Meroket, Peternak Ayam Kewalahan
Ilustrasi. Pekerja memberi pakan pada ayam petelur di Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (4/10/2021). Antara Foto/Adeng Bustomi

JAKARTA - Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono menyoroti adanya kenaikan harga jagung di peternak. Dia memperkirakan kenaikan ini akan mempengaruhi harga telur. Selain itu, adanya momen Ramadan dan Idulfitri juga akan menjadi ancaman jika harga pakan ternak mahal yang bersumber dari tingginya harga jagung. 

Menurut Edy, saat ini peternak layer sudah mulai mengeluh kenaikan harga jagung dan membuat para peternak mengafkirkan dini ayam petelur mereka. Ayam afkir merupakan ayam petelur yang sudah tidak produktif (tidak bertelur) lagi dan telah berumur lebih kurang 2 tahun.

“Ini terjadi defisit, dan ini yang menyebabkan harga terlalu tinggi. Kita mendapat keluhan dari lapangan, peternak layer sudah ampun-ampunan. Para peternak kemudian mengafkirkan dini ayam petelurnya. Kalau ini terus terjadi, maka akan mengancam kenaikan harga telur,” ucap Edy dalam rapat koordinasi inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (29/1).

Edy menuturkan, kenaikan harga jagung saat ini rata-rata sudah melebihi Rp8.000 per kg. Sedangkan, menurutnya, dahulu harga jagung sesuai Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) sebesar Rp5.000  per kg telah memberikan keuntungan yang adil bagi petani jagung dan peternak ayam. 

Berdasarkan Perbadan Nomor 5 Tahun 22022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras, ditetapkan untuk harga jagung pipilan kering kadar air 15% di tingkat produsen maka HAP sebesar Rp4.200 per kg dan di konsumen sebesar Rp5.000 per kg. 

Baca Juga: Pemerintah Tugaskan Bulog Impor 500 Ribu Ton Jagung Pakan

Sementara untuk harga telur ayam ras, ditetapkan HAP produsen sebesar Rp22.000 hingga Rp24.000 per kg, dan di level konsumen sebesar Rp27.000 per kg.

Menyitir dari data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata nasional untuk harga jagung di tingkat peternak hari ini (29/1) naik 1,46% menjadi Rp8.340 per kg. Harga telur ayam ras juga mengalami kenaikan sebesar 0,39% menjadi Rp28.360 per kg.

Naiknya harga jagung yang berimbas pada kenaikan harga telur ayam, disinyalir menurut Edy karena adanya masalah pasokan. Dia menyampaikan, dari area tanam pada Oktober 2023 yang diprediksi panen pada Januari 2024, maka produksi diperkirakan hanya sekitar 693.691 ton. Sementara kebutuhan nasional per bulannya sebesar 1,12 juta ton.

“Perkembangan harga telur sebenarnya di tingkat konsumen relatif stabil. Tapi karena harga jagung pakannya naik, maka memukul para peternak. Karena harga input mereka naik, sedangkan harga di konsumen stabil,” jelas Edy.

Dari kenaikan harga jagung tersebut, maka Edy memperhitungkan jika Break Even Point (BEP) yang diperoleh peternak diperkirakan sekitar Rp29.000 di kandang. Ini berdasarkan harga ayam di kandang sekitar Rp22.000 hingga Rp23.000 per kg dengan patokan jika harga jagung menyentuh Rp7.000 hingga Rp8.000 per kg.

Baca Juga: Komunitas Peternak Unggas Ajukan Tuntutan, Minta Atur Ulang Kebijakan

Di sisi lain, Edy tidak berharap lebih melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilakukan oleh Bulog, karena volume SPHP dan operasi pasar terbatas, yaitu untuk target SPHP jagung Januari 2024 sekitar 195 ribu ton. Pilihan impor pun dinilai sulit karena membutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk tiba di Indonesia, dan bersamaan dengan panen raya jagung di Februari mendatang.

“Kita butuh upaya khusus. Kita tidak bisa lagi untuk bicara di sisi hulu. Opsi impor sulit dilakukan mengingat diperkirakan panen raya pada Februari 2024,” ujar Edy.

Edy pun mengimbau agar Bulog bisa segera melakukan percepatan realokasi impor dan penyaluran SPHP jagung. Selain itu, dia juga menyebut jika pemerintah termasuk KSP telah gagal menjaga sisi hulu untuk telur ayam.

“Semua pemerintah, termasuk kami KSP, kita telah gagal menjaga di sisi hulu. Karena harga jagung terus mengalami kenaikan. Makanya kita butuh kebijakan di hilir dengan membeli telur peternak rakyat di atas harga pasar. Ini tentu butuh kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan pusat dengan Pemda dari dana anggaran dari Bapanas atau APBD,” jelas Edy. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar