03 Mei 2025
15:07 WIB
Kolaborasi Kadin Indonesia Dan Kamar Dagang AS Buka Hambatan Perdagangan
Anindya menyebut kesepakatan antara Kadin Indonesia dan Kamar Dagang AS menjadi langkah positif untuk menurunkan hambatan perdagangan, dan angin segar bagi dunia usaha dan tenaga kerja di Indonesia.
Penulis: Fin Harini
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkuat sinergi ekonomi bilateral dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (AS) melalui penandatanganan nota kesepahaman. Antara/HO - Kadin Indonesia
JAKARTA – Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyebut kesepakatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (AS) melalui penandatanganan nota kesepahaman bakal memperluas peluang ekspor.
Anindya menyebut kesepakatan ini sebagai langkah positif dan angin segar bagi dunia usaha dan tenaga kerja di Indonesia.
“Kesepakatan tersebut menjadi langkah nyata Indonesia dalam menurunkan hambatan perdagangan, terutama hambatan non-tarif, serta membuka peluang pertumbuhan ekonomi bersama di kawasan Indo-Pasifik,” ujar Anin, sapaan Anindya, dilansir dari Antara, Sabtu (3/5).
Kadin dan Kamar Dagang Amerika Serikat (AS) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) terbaru guna memperkuat hubungan dagang dan investasi bilateral.
Baca Juga: Tarif Trump Ditunda, Wamenperin: Peluang RI Raih Peluang Pasar Baru
Kesepakatan ini berlaku selama dua tahun ke depan dan ditandatangani di kantor pusat Kamar Dagang AS di Washington, D.C., AS pada Jumat (2/5) waktu setempat.
MoU ini hadir di tengah momentum penting setelah diterbitkannya National Trade Estimate Report 2025.
Anin menekankan bahwa kerja sama ini akan memperluas peluang industri padat karya yang menyerap jutaan tenaga kerja.
“Kita ketahui bahwa Indonesia banyak mengekspor seperti alas kaki, termasuk karet, elektronik, hingga garmen. Saat ini, tiga industri tersebut menyerap sekitar 2,1 juta pekerja. Mudah-mudahan angka ini bisa tumbuh lebih besar lagi," katanya.
Di sisi lain, kerja sama ini juga dinilai dapat membantu pelaku usaha AS mendapatkan akses yang lebih besar ke pasar Indonesia.
"Kalau perdagangan bisa lebih seimbang, tentu kita juga bisa jadi mitra bagi mereka, misalnya dalam ekspor kedelai untuk tempe, kapas untuk industri garmen, produk susu, hingga gandum. Ini berkaitan erat dengan industri padat karya dan sektor pertanian di Indonesia," ujar Anin.
Lebih lanjut, dirinya turut menyinggung peluang investasi yang bisa didorong dari kerja sama ini, terutama di sektor-sektor strategis.
"Indonesia menerima investasi asing sekitar US$100 miliar per tahun. Kalau pelaku usaha AS semakin percaya diri, tentu ini sangat baik untuk perekonomian kita," ujar Anin.
Baca Juga: Soal Penambahan Impor Energi Dari AS, Bahlil: Masih Digodok
Sementara itu, Senior Vice President dan Head of International Kamar Dagang AS John Murphy menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih erat untuk memaksimalkan potensi hubungan ekonomi kedua negara.
Ia juga menyampaikan Kamar Dagang AS menghargai hubungan jangka panjangnya dengan Kadin Indonesia, dan menegaskan pasar Indonesia merupakan prioritas tinggi bagi para anggotanya.
Namun menurut Murphy, hubungan ekonomi kedua negara selama ini masih belum mencapai potensi yang seharusnya dapat diraih. Dia juga menyoroti bahwa sejak 2002, AS telah menanamkan investasi lebih dari US$6 miliar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hubungan kedua negara sendiri telah ditingkatkan menjadi Comprehensive Strategic Partnership pada 2023.