18 Oktober 2023
20:14 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar membenarkan bahwa pihaknya sudah mendapat informasi migas di Blok Warim, Papua yang bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz.
Meski begitu, surat yang dikirim oleh SKK Migas belum berupa usulan formal untuk melakukan eksplorasi di Blok Warim. Artinya, eksplorasi belum bisa dijalankan mengingat blok tersebut berada di wilayah taman nasional.
"Yang di Papua, itu wilayah konservasi. Sudah pernah diusulkan, tapi belum secara formal oleh Kepala SKK Migas," ujar Siti saat ditemui di sela Energy Transition Conference & Exhibition 2023 di Jakarta, Rabu (18/10).
Menurutnya, status Blok Warim di Taman Nasional Lorentz yang notabene merupakan kawasan konservasi, membuat harus ada prosedur yang dijalankan apabila ingin mengeksplorasi potensi minyak dan gas bumi di dalamnya.
"Harus dibahas dulu, itu kawasan konservasi dan ada prosedurnya," tuturnya.
Baca Juga: Usai Masela, Petronas Bidik Eksplorasi di Indonesia Timur
Sebelumnya, Deputi Bidang Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Benny Lubiantara menyebut penemuan potensi di Blok Warim sejatinya sudah sedari dulu, bahkan sebelum statusnya ditetapkan sebagai taman nasional.
Ia pun mengklaim SKK Migas telah melayangkan surat kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar diberikan dispensasi dalam melakukan eksplorasi di Blok Warim.
"Toh tidak semua, hanya satu atau dua area yang prospeknya masuk di Taman Nasional Lorentz," kata Benny dalam sebuah sesi diskusi beberapa waktu lalu.
Baca Juga: SKK Migas: Kebijakan Fiskal Topang Pencapaian Target Produksi
Secara paralel, Benny juga mengomunikasikan potensi di Blok Warim kepada calon investor. Di sisi lain, ia tak menampik bahwa terdapat tantangan dari sisi keamanan dalam menggarap potensi di Blok Warim, dimana area tersebut merupakan kawasan yang rawan penembakan.
"Kami bicara dengan investor agar fokus di area yang aman karena ada area yang zona merah," papar dia.
Asal tahu saja, pemerintah pada awal 2022 telah menjadikan Warim sebagai salah satu dari lima fokus area untuk dieksplorasi bersama Buton, Arafura, Seram, dan Timor dengan total 12 cekungan potensial.
Tak tanggung-tanggung, SKK Migas mencatat potensi di Buton mencapai 1 BBO dan 4 TCFG, Seram 8 BBOE, Aru 6 BBO dan 50 TCFG, Warim 34 BBOE, dan Timor 5 BBOE.