c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

08 Juli 2024

18:35 WIB

KFI Rogoh Rp30 Triliun Untuk 18 Line Smelter Nikel

Empat line smelter nikel tengah berproses dalam tahap commissioning.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>KFI Rogoh Rp30 Triliun Untuk 18 Line Smelter Nikel</p>
<p>KFI Rogoh Rp30 Triliun Untuk 18 Line Smelter Nikel</p>

Smelter milik PT Gunbuster Nickel Indonesia yang terletak di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Dok. GNI 

JAKARTA - PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) berencana membangun sebanyak 18 line smelter nikel dengan nilai investasi total sebesar Rp30 triliun.

Owner Representative KFI Ardhi Soemargo menerangkan saat ini sudah ada dua unit line smelter yang berjalan, satu unit dalam tahap commissioning, satu unit lain ditargetkan commissioning pada akhir Juli 2024, dan dua line smelter commissioning Agustus 2024.

"Saat ini yang terpasang ada dua dan berproses empat lagi. Kami akan terus membangun sampai 18 line bisa terealisasi yang tadi Pak Ketua sampaikan Rp30 triliun," ucap Ardhi dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VII DPR, Senin (8/7).

Proyek fasilitas pemurnian (smelter) nikel yang dibangun di Kabupaten Kutai Kartanegara itu, dia jelaskan tak lepas dari surplus energi yang terdapat di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 500 MW pada 2019 lalu.

Baca Juga: Dicecar Soal Kebakaran Mei 2024, Kalimantan Ferro Industri Berkelit

Karena itu, KFI dengan target 18 line smelter nikel ke depan bakal mengatasi surplus energi. Ardhi mengatakan pihaknya bakal menyerap energi sebesar 800 MW sesuai dengan kontrak yang ditandatangani bersama PT PLN (Persero).

"Tidak digunakan itu 500 MW tahun 2019. Izin Pak Ketua, makanya kami langsung 800 MW kami tanda tangani kontrak dengan PLN," imbuh dia.

Dengan dua line smelter yang sudah beroperasi saat ini, PT KFI membayar tagihan listrik sebesar Rp35 miliar per bulan kepada PT PLN (Persero). Sementara jika 18 line smelter seluruhnya sudah beroperasi, diperkirakan setoran ke perusahaan pelat merah itu mencapai Rp6,3 triliun.

"Kami melihat 18 line 800 MW yang kami lakukan, maka kami membayar kepada BUMN itu sebesar hitungan kami Rp6,3 triliun per tahun, itu yang akan kami lakukan pada BUMN," katanya.

Bukan hanya BUMN, PT KFI dijelaskannya turut mengikutsertakan partisipasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam operasional smelter. Misalnya, dengan menggandeng BUMD setempat untuk memasok kebutuhan air bagi smelter milik PT KFI.

Baca Juga: BPKM Klaim Mundurnya BASF Dan Eramet Tak Surutkan Minat Investasi

Sejatinya, PT KFI sudah memiliki fasilitas pengolahan air limbah atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri. Tetapi, fasilitas itu tidak dioptimalkan karena perusahaan ingin menyejahterakan pihak lain di Kalimantan Timur.

"Kedua, kami gunakan Bank Kaltimtara. Banyak PMA yang merasa ragu untuk berhubungan dengan BI, jadi kami gunakan bank daerah untuk aktivitas karena kami merasa kehadiran kami harus jadi kemaslahatan bagi daerah," imbuh Ardhi.

Lebih lanjut, dia menginformasikan investasi Kalimantan Ferro Industri sepanjang triwulan II 2024 nyaris mencapai Rp4 triliun sesuai dengan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang dilaporkan kepada Kementerian Investasi/BKPM.

"LKPM akan kami selesaikan hari ini dan besok kemungkinan besar akan bertambah lagi karena laporan LKPM BKPM kan tiga bulan sekali, ini yang terakhir sebelum hari ini sudah kami lakukan Rp4 triliun di luar working capital," jabar Ardhi Soemargo.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar