c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

10 Maret 2025

20:44 WIB

Kewajiban Neto Investasi Internasional RI Turun Jadi US$ 245,3 Miliar

Angka kewajiban neto Indonesia di kuartal IV 2024 turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang bernilai US$274 miliar.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kewajiban Neto Investasi Internasional RI Turun Jadi US$ 245,3 Miliar</p>
<p id="isPasted">Kewajiban Neto Investasi Internasional RI Turun Jadi US$ 245,3 Miliar</p>

Ilustrasi - Pendataan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia. Sumber: Bank Indonesia

JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melaporkan, Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal IV/2024 mencatat kewajiban neto yang menurun. Artinya, kewajiban Indonesia kepada pihak asing kembali menurun di kuartal keempat.

Pada akhir kuartal IV/2024, PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$245,3 miliar, atau lebih rendah dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal III/2024 sebesar US$274 miliar. Dengan demikian, kewajiban neto Indonesia turun sekitar US$28,7 miliar.

"Penurunan kewajiban neto tersebut dipengaruhi oleh kenaikan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN)," jelasnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (10/3).

BI mengidentifikasi, posisi AFLN Indonesia meningkat terutama didorong kenaikan cadangan devisa.

Baca Juga: BI: Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional RI Kuartal III Naik Jadi US$274 M

Posisi AFLN pada akhir kuartal IV/2024 tercatat sebesar US$522,8 miliar. Capaian ini naik 0,6% (qtq) atau setara US$3,1 miliar dari US$ 519,7 miliar pada akhir kuartal III/2024.

Peningkatan posisi AFLN tersebut dipengaruhi oleh kenaikan penempatan aset terutama dalam bentuk cadangan devisa, diikuti oleh investasi langsung dan investasi portofolio.

"Peningkatan posisi AFLN lebih lanjut tertahan oleh faktor perubahan lainnya seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia dan pelemahan indeks harga saham global," sebutnya.

Sementara itu, Ramdan menyebut posisi KFLN Indonesia menurun di tengah tetap solidnya aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi lainnya. Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan IV 2024 turun 2,8% (qtq) menjadi US$768,1 miliar dari US$790,0 miliar pada akhir triwulan III 2024.

"Penurunan posisi KFLN tersebut dipengaruhi oleh transaksi investasi portofolio yang mencatat aliran modal keluar seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," ujar Ramdan lagi.

Baca Juga: Ekonom Ungkap Penyebab Cadangan Devisa Februari 2025 Menurun

Secara umum, Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan IV 2024 dan keseluruhan tahun 2024 tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tercermin dari perbaikan rasio net kewajiban PII Indonesia terhadap PDB dari 18,8% pada tahun 2023 menjadi 17,6% pada tahun 2024.

"Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (92,3%) terutama dalam bentuk investasi langsung," tambah Ramdan.

 Ke depan, Ramdan menyatakan, BI senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia. Sambil terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung oleh sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

"Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian," sebutnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar