c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

07 Maret 2023

17:40 WIB

Kewajiban DMO Minyak Goreng Belum Terpenuhi Pada Februari 2023

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan kewajiban Domestic Market Obligation (DMO) belum terpenuhi pada Februari 2023. Akibatnya, pasokan akan melimpah pada Maret 2023.

Penulis: Khairul Kahfi

Kewajiban DMO Minyak Goreng Belum Terpenuhi Pada Februari 2023
Kewajiban DMO Minyak Goreng Belum Terpenuhi Pada Februari 2023
Pekerja merapikan stok minyak di Hypermart, Jalan Tole Iskandar, Depok, Rabu (4/1/2023). ValidNewsID /Fikhri Fathoni

JAKARTA – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, realisasi tambahan suplai minyak goreng kemasan dan curah dari skema Domestic Market Obligation (DMO) sebanyak 450 ribu ton per bulan pada Februari 2023 belum terpenuhi. Sebagai gantinya, per Maret 2023, Indonesia akan mendapatkan kelimpahan migor yang tidak tersuplai pada bulan sebelumnya.

“Kemarin (Februari) baru percobaan pertama 450 ribu ton per bulan, (tapi) belum berjalan dengan baik. Nah kita minta bulan ini diselesaikan… (karena) menjadi utang bulan ini,” terangnya di Jakarta, Selasa (7/3).

Seperti diketahui, pada pengujung Januari 2023, pemerintah bersama produsen migor telah sepakat untuk meningkatkan pasokan minyak goreng lewat skema program DMO sebanyak 450 ribu ton per bulan. 

Seyogianya, kesepakatan yang berlaku selama Februari-April 2023 ini dapat menambah pasokan migor domestik sebanyak 1,35 juta ton. 

Pemenuhan pasokan migor pada Februari-April ini pun terjadi peningkatan sebesar 50% dari ketentuan DMO minyak goreng bulanan sebelumnya yang dialokasikan sebesar 300 ribu ton per bulan.

Baca Juga: Pemerintah Ubah DMO Minyak Goreng Jadi 50%

Mendag menjelaskan, penyaluran migor yang belum terealisasi sepenuhnya itu dapat terjadi karena imbas pelambatan kondisi pasar perdagangan dunia. Padahal, sebutnya, program DMO sebanyak 450 ribu ton untuk domestik ini tidak melihat besar-kecil jumlah CPO yang diekspor oleh pelaku usaha.

“Pasar dunia melambat, jadi ekspornya turun. (Semestinya), kalau ekspornya banyak, dalam negerinya banyak. (Sementara) kalau ekspornya sedikit, jatah dalam negerinya sedikit,” terangnya. 

Per Januari 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia untuk komoditas unggulan minyak kelapa sawit terpantau mengalami penurunan secara bulanan menjadi US$2 miliar. Penurunan ini berasal dari volume ekspor yang turun menjadi 2,2 juta ton dengan harga US$94 per mt. 

Sekilas, penurunan ekspor ini sudah terjadi sejak Oktober 2022. Adapun harga CPO internasional juga turun sebesar 29,95% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$1.344,8 per mt menjadi US$942 per mt.

Baca Juga: Pengusaha Diminta Tingkatkan Produksi Minyakita ke 450 Ribu Ton

Selain itu, Indonesia mesti menyiasati pelemahan pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang utama pada 2023, karena akan turut berpengaruh kepada kinerja perdagangan internasional. Kecuali China dan Jepang, pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang seperti Amerika Serikat, India dan Korea Selatan pada 2023 diproyeksi akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada World Economic Outlook Januari 2023 menyebut, perekonomian China dan Jepang pada tahun ini akan naik, masing-masing bergerak dari 3,0% menjadi 5,2% dan 1,4% menjadi 1,8%.

IMF juga mengestimasi, pertumbuhan ekonomi AS di 2023 akan lanjut melambat dari 2% menjadi hanya 1,4%; kemudian hal yang sama terjadi di India dari pertumbuhan 6,8% menjadi 6,1% saja; dan pertumbuhan ekonomi Korsel juga akan ikut-ikutan turun dari 2,6% menjadi 1,7%.

Minyakita Aman di Pasaran
Disinggung mengenai Minyakita yang masih langka di pasaran, Mendag menyebut, jumlahnya masih banyak. Pasalnya, peredaran Minyakita di marketplace dan pasar modern sudah ditarik sepenuhnya.

Dirinya kembali menjelaskan, Minyakita yang sebelumnya langka akibat limpahan pembelian konsumen minyak goreng jenis premium di pasaran. Dia juga menilai, keadaan ini cukup ‘sukses’ membuat semua orang membeli Minyakita.

“Oleh karena itu, Minyakita di marketplace kita takedown, di supermarket kita takedown. (Minyakita masuk pasar tradisional dan pasar rakyat, agar rakyat bisa beli,” sebutnya.

Per 6 Maret 2023, Kemendag mencatat, minyak goreng kemasan premium dan Minyakita di Indonesia, masing-masing dijual stabil sekitar Rp21.000/liter dan Rp15.000/liter. Adapun minyak goreng curah terpantau naik dibanding 3 Maret 2023 sebesar 1,37% menjadi Rp14.800/liter. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar