21 Oktober 2023
13:13 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan, peningkatan risiko global akan mengancam dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mampu mencapai 5,2% di 2024. Paling dekat, kondisi perlambatan ekonomi global ini akan meningkatkan risiko terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV/2023.
“Perlambatan ekonomi dunia dan berbagai risiko serta ketidakpastian global, berpotensi akan meningkatkan risiko bagi pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV/2023 dan di tahun 2024,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Sabtu (21/10).
Seperti diketahui, hingga kini, dunia masih terus dibayangi berbagai risiko dan ketidakpastian. Mulai dari risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, volatilitas harga komoditas, geopolitik perang Ukraina-Rusia dan konflik Palestina-Israel, dan fragmentasi ekonomi yang jadi antitesis dari integrasi ekonomi.
Lalu, ancaman El Nino dan perubahan iklim, risiko debt-distress, kontraksi PMI Manufaktur global, hingga meningkatnya harga minyak dunia. Secara umum, pertumbuhan ekonomi global masih lemah-melambat serta tidak merata, dengan perkiraan hanya tumbuh 2,9% di 2023 dan menurun ke 2,8% di 2024.
Baca Juga: Global Makin Pelik, Menkeu: Indonesia Fokus Perkuat Fondasi Ekonomi
Kendati begitu, pemerintah optimistis Indonesia masih memiliki fundamental ekonomi domestik yang baik. Sebab pertumbuhan ekonomi nasional mampu tercapai di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut, kemudian inflasi nasional per September 2023 mampu terjaga di level 2,28% (yoy) dan menjadi yang terendah sejak Februari 2022.
Sementara ini, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik, sebab pertumbuhan ekonomi nasional mampu mencatatkan angka di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut. Adapun, inflasi nasional per September 2023 mampu terjaga di level 2,28% (yoy) dan menjadi yang terendah sejak Februari 2022.
Kemudian, PMI Manufaktur masih terus di level ekspansif, optimisme masyarakat dari sisi IKK masih cukup tinggi, dan Indeks Penjualan Riil yang masih tumbuh positif, serta Neraca Perdagangan pada September 2023 yang masih surplus sebesar USD3,42 miliar, melanjutkan surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Kepastian Investasi Jaga Ekonomi Nasional
Untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3% (yoy) di 2023, Airlangga memperkirakan, Indonesia memerlukan investasi sebesar Rp6.189,10 triliun dengan mayoritas porsi investasi dari masyarakat sebesar 84,7%, kemudian dari Pemerintah sebesar 9,7%, dan selebihnya dari Badan Usaha Milik Pemerintah.
Sementara itu, untuk meraih target pertumbuhan ekonomi 5,2% (yoy) pada 2024, kebutuhan investasi yang diperlukan dari berbagai pelaku ekonomi yakni berada pada kisaran Rp6.900 triliun.
“Jika dilihat dari sumber investasinya, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari investasi Pemerintah, perbankan, pasar modal, capital expenditure BUMN, penanaman modal, serta internal pendanaan korporasi,” jabarnya.
Lebih lanjut, dengan target pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan investasi tersebut, sektor PMA dan PMDN pada 2024 diharapkan mampu memberikan sumbangan investasi di sekitar Rp1.600-an triliun.
Mengacu share realisasi tahun 2022 dan target 2023, sumber dari PMA dan PMDN mampu memberikan sumbangan sekitar 22% dari total kebutuhan investasi.
Baca Juga: BI: Per Agustus, Posisi ULN Indonesia Rp6.207,81 T
Selain memperhatikan data historis dan kebutuhan untuk pemenuhan target pertumbuhan, terdapat beberapa hal lainnya yang juga menjadi pertimbangan. Di antaranya pemberlakuan UU Cipta Kerja, berbagai kebijakan kemudahan berusaha yang terus digulirkan, adanya kebutuhan investasi yang besar untuk mendukung kebijakan hilirisasi dan transisi energi, serta kebutuhan investasi dalam penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dengan memperhatikan kondisi tersebut, dalam Ratas Pembahasan Kebijakan Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) 2024 pada Februari 2023, telah dibahas bersama Presiden Joko Widodo mengenai target penanaman modal untuk 2024 yakni sebesar Rp1.650 triliun.
“Pemerintah, investor, asosiasi dan pelaku usaha, perbankan, maupun media berperan sangat penting dalam membangun optimisme pembangunan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak diharapkan dapat bersinergi dan memberi kontribusi yang terbaik dalam menghadapi berbagai tantangan global yang tidak mudah,” tegasnya.