c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

17 Juli 2025

08:00 WIB

Kena Tarif AS Rendah, BI: Bisa Berdampak Positif Ke Pasar Keuangan

BI memandang kesepakatan tarif perdagangan antara Indonesia dan AS akan berdampak positif terhadap pasar keuangan.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Kena Tarif AS Rendah, BI: Bisa Berdampak Positif Ke Pasar Keuangan</p>
<p id="isPasted">Kena Tarif AS Rendah, BI: Bisa Berdampak Positif Ke Pasar Keuangan</p>

Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam RDG-BI edisi Juli 2025, Jakarta, Rabu (16/7). ValidNewsID/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyambut baik hasil perundingan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Bank sentral memandang kesepakatan tarif ini akan berdampak positif terhadap pasar keuangan karena memberikan kepastian bagi pelaku pasar, baik dalam maupun luar negeri.

Asal tahu saja, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan barang-barang Indonesia yang masuk ke AS tetap dikenai tarif resiprokal. Namun, angkanya dipangkas dari sebelumnya sebesar 32% menjadi 19%.

“Secara keseluruhan, kami juga berpandangan (kesepakatan tarif) akan berdampak positif terhadap ekspektasi pasar dan aliran modal asing jangka pendek ke Indonesia,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Juli 2025 secara daring, Rabu (16/7).

Baca Juga: Tarif Resiprokal 19%, Prabowo: Puas Kalau 0%

Perry menambahkan, kesepakatan tarif dagang juga akan memperbaiki ekspektasi para pengusaha dan pelaku di sektor keuangan, seperti perbankan, dalam membuat keputusan-keputusan bisnis ke depan.

Oleh karena itu, secara umum Bank Indonesia menyambut baik kesepakatan tarif yang diyakini akan berdampak positif terhadap prospek ekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi, pasar keuangan, kebijakan moneter, dan nilai tukar ke depan.

Menurut Perry, tarif sebesar 19% terhadap produk Indonesia yang masuk ke AS merupakan hasil kesepakatan yang cukup baik. “Secara keseluruhan kami memandang hasilnya ini akan positif,” ujarnya.

Kendati demikian, bank sentral akan terus melakukan pendalaman secara rinci mengenai dampak kesepakatan tarif. Dalam hal ini, tidak hanya terhadap pertumbuhan ekonomi dan pasar keuangan, melainkan juga terhadap neraca perdagangan.

Perry menilai bahwa kinerja ekspor Indonesia, termasuk ke Amerika Serikat, akan tetap baik seiring dengan hasil perundingan kedua negara.

Baca Juga: Kritik Kesepakatan Tarif RI-AS 19%, Ekonom: Bentuk Modern Pemerasan

Kesepakatan tersebut diperkirakan akan meningkatkan impor AS ke Indonesia, namun impor yang masuk bersifat produktif dan diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, baik melalui investasi maupun sektor-sektor lainnya.

Secara keseluruhan, kata Perry, kesepakatan tarif akan mendukung prospek ekonomi nasional ke depan, khususnya di sektor perdagangan.

“Secara rincinya, tentu saja pada waktunya kami akan menyampaikan hasil assessment (dampak kesepakatan tarif) secara rinci,” pungkas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar