22 September 2023
20:55 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
BOYOLALI - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para peternak Indonesia untuk memperkuat hilirisasi ternak untuk pangan sebagai kekuatan utama masa depan bangsa. Tak hanya itu, ia juga berharap agar ke depannya ekspor hilirisasi bisa digencarkan.
“Saya berharap ekspor hilirisasi harus bergerak ke depan. Kita punya tepung telur segera ekspor, nugget segera ekspor. Kita punya pabrik ayam banyak. Apalagi ayam kita sudah diterima di Arab dan negara-negara lain,” ungkap Syahrul dikutip dari keterangan resminya saat menghadiri peringatan bulan bukti peternak dan kesehatan hewan ke 187 di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (22/9).
Menurutnya, sektor pertanian Indonesia merupakan sektor yang strategis dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai negara kuat, terutama dalam menghadapi krisis dan cuaca ekstrem El Nino. Bahkan ia mengklaim bahwa selama empat tahun ke belakang, pertanian Indonesia selalu tumbuh dan mampu menjadi bantalan ekonomi nasional.
“Yang berpotensi menjadikan negara kita kuat adalah pertanian. Kenapa? Karena pemerintah bisa baik kalau makanan rakyat cukup. Tidak akan ada benturan kalau makanan kita cukup,” ujarnya.
Syahrul menambahkan, saat ini pihaknya memiliki banyak program unggulan serta layanan kredit usaha rakyat yang bisa diakses para peternak. Kemudian juga terdapat program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri atau Si Komandan. Program Si Komandan ini mampu melahirkan 8 juta ekor dengan modal Rp1,8 triliun menjadi Rp41 triliun.
Baca Juga: Barantan Umumkan Impor Sapi Asal Australia Kembali Dibuka
“Peternak ayam hanya 40 hari, telur cuma 2 bulan. Domba juga begitu. Kambing juga begitu. Jadi maukah kita membangun ternak kita untuk Indonesa. Oleh karena itu saya berharap di momentum bulan bakti ini kita lebih banyak konsolidasi memperbaiki budidaya dan serap akses KUR peternakan yang baru 21 triliun," ajak Syahrul.
Lebih lanjut, Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana yang juga turut hadir dalam agenda tersebut menyampaikan saat ini Jawa Tengah terus meningkatkan kontribusinya terhadap produksi sektor peternakan Indonesia agar mampu mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan 2045.
Dari data yang disampaikan Nana, Jawa Tengah memiliki populasi sapi sebanyak 1.800 ekor atau peringkat kedua setelah Provinsi Jawa Timur. Lalu populasi kambing sebanyak 3.747.000 ekor atau hampir 20% dari total kambing nasional dan menjadi peringkat pertama nasional. Kemudian populasi domba mencapai 2.288.000 ekor atau sekitar 16,20% dan menempati peringkat kedua setelah Jawa Barat.
"Kemudian produksi daging tahun 2022 di Jawa Tengah mencapai 457 ribu ton atau 9,55% dari total produksi nasional. Lalu ada produksi susu 11% dan telur 5,4%. Jadi tren produksi daging di Jawa Tengah mengalami peningkatan 6,7%. Alhamdulilah ini semua berkat bantuan dan bimbingan jajaran Kementan," jelas Nana.
Tingkatkan Produksi Hewan
Selanjutnya Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan produksi hewan ternak nasional serta meningkatkan industri hilirisasi pangan asal ternak sebagai upaya bersama memitigasi dampak cuaca ekstrem El Nino.
"Pada kegiatan ini kami juga me-launching inovasi Peternakan e-Book, prosedur nasional produksi dan pengujian semen beku ternak. Juga ada peta jalan nasional pemberantasan PMK, varietas hijauan pakan tahan kering," katanya.
Baca Juga: Pemprov Bali Kaji Penetapan HET Daging Babi
Selain itu, puncak bulan bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan ini dimeriahkan dengan kegiatan panen pedet 1.000 ekor yang diikuti pelaksanaan IB massal serta vaksinasi dan penandaan ternak. Ada juga deklarasi pemuliaan sumber daya genetik hewan (SDGH) oleh asosiasi atau paguyuban peternak lokal Indonesia.
"Kami berharap kegiatan ini menjadi ajang motivasi untuk para pelaku usaha agar melakukan promosi dan edukasi hasil pembangunan peternakan serta penguatan aspek ketahanan pangan di masyarakat sehingga pola beternak maju, mandiri dan modern bisa kita lakukan sebagai langkah sinergi memaksimalkan kesejahteraan bersama dalam menghadapi krisis pangan dan dampak El Nino dapat terwujud," ungkap Nasrullah.