07 Juli 2025
19:45 WIB
Kemenperin Usulkan Anggaran Rp3,98 Triliun Di 2026, Pacu Industri dan Ekonomi RI
Kemenperin mengusulkan pagu anggaran 2026 sebesar Rp3,98 triliun. Anggaran ini digunakan untuk meningkatkan rasio kontribusi industri manufaktur hingga program prioritas untuk pertumbuhan ekonomi 8%.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pihaknya membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp2,05 triliun di 2026. Jumlah tersebut lebih tinggi dari pagu anggaran indikatif yang diperoleh Kemenperin untuk tahun depan sebesar Rp1,93 triliun.
Sehingga, total usulan pagu anggaran Kemenperin untuk bisa mengarungi kebuhtuhan di tahun mendatang senilai Rp3,98 triliun. Secara spesifik, tambahan anggaran sebesar Rp2,05 triliun tersebut ditujukan untuk membiayai sekitar 255 kegiatan strategis.
"Kami mengusulkan kebutuhan tambahan anggaran tahun 2026 sebesar Rp2,05 triliun untuk membiayai pelaksanaan berbagai macam program," jelas Agus dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (7/7) mengutip Antara.
Baca Juga: Pertumbuhan Kinerja Industri Pengolahan 2024 Melambat, Ini Respons Kemenperin
Dia menjelaskan, usulan tambahan anggaran tersebut antara lain untuk meningkatkan rasio kontribusi industri pengolahan nonmigas manufaktur domestik terhadap PDB 2026 menjadi 18,66%. Anggaran tersebut juga akan dibelanjakan ke beberapa program prioritas dalam rangka pemajuan industri nasional lainnya.
Dengan demikian, menurutnya, Kemenperin bisa mewujudkan target pertumbuhan ekonomi nasional di atas 8% sesuai Asta Cita Presiden Prabowo.
Salah satu kegiatan utama yang diusulkan untuk memperoleh tambahan anggaran adalah penyelenggaraan pameran industri internasional INNOPROM di Rusia, karena Indonesia menjadi negara mitra (partner country) dalam ajang tersebut, dan memerlukan biaya Rp300 miliar.
Kegiatan prioritas berikutnya adalah restrukturisasi mesin atau peralatan industri sebesar Rp180,8 miliar, lalu penguatan pertumbuhan wirausaha baru Industri Kecil Menengah (IKM) sebesar Rp133,8 miliar, dan penyelenggaraan pendidikan tinggi serta menengah vokasi industri Rp87,4 miliar.
Berikutnya, usulan tambahan anggaran untuk pengadaan peralatan laboratorium pendukung penerapan SNI wajib sekitar Rp185 miliar, pengembangan industri prioritas (semikinduktor, tekstil, makanan dan minuman) Rp151,4 miliar, pengadaan sarana-prasarana pendidikan vokasi Rp125,2 miliar, serta diklat vokasi sektor industri prioritas Rp69,2 miliar.
Baca Juga: Pemerintah Sayangkan Sektor Manufaktur RI Terus Merosot
Lebih lanjut, Agus mengaku Kemenperin juga menargetkan pertumbuhan PDB industri manufaktur ke angka 6,52%, investasi sektor manufaktur mencapai Rp852,9 triliun, produktivitas tenaga kerja manufaktur sebanyak 129,3 juta orang per tahun, serta kontribusi manufaktur terhadap total ekspor sebanyak 74,85%.
Dari target-target tersebut, maka Agus mengaku membutuhkan dukungan anggaran yang memadai dengan mempertimbangkan kebutuhan prioritas.
"Selama periode 2021-2025, pagu anggaran Kemenperin mengalami peningkatan dengan puncaknya pada tahun 2023 sebesar Rp4,53 triliun. Sementara itu pada tahun 2026, anggaran Kemenperin mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 23,13% atau turun Rp582,73 miliar dibandingkan tahun sebelumnya," imbuh Agus.
Sebagai informasi, pada tahun ini Kemenperin mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp2,51 triliun yang digunakan untuk belanja pegawai Rp902 miliar, belanja operasional Rp478 miliar, serta belanja non operasional Rp1,13 triliun.