05 Februari 2025
17:20 WIB
Pertumbuhan Kinerja Industri Pengolahan 2024 Melambat, Ini Respons Kemenperin
Pertumbuhan PDB berdasarkan lapangan usaha industri pengolahan pada 2024 melambat di angka 4,43%. Capaian ini lebih rendah dari 2023 yang sebesar 4,64%.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Khairul Kahfi
Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko SA Cahyanto menilai penting untuk menjaga kinerja dan produksi di seluruh sektor industri manufaktur RI ke depan, Jakarta, Rabu (5/2). ValidnewsID/Aurora KM Simanjuntak
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan respons mengenai pertumbuhan kinerja industri manufaktur tahun 2024 yang mengalami perlambatan.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko SA Cahyanto menilai penting untuk menjaga kinerja dan produksi di seluruh sektor industri manufaktur RI ke depan. Menurutnya, komitmen ini bertujuan untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi selanjutnya.
"Kita perlu menjaga kinerja industri ini terjaga pertumbuhannya di seluruh sektor," ujarnya saat ditemui awak media di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (5/2).
Baca Juga: Melambat, Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,03% pada 2024
Eko menyampaikan, pihaknya akan lebih memperhatikan aspek-aspek yang akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi ke depannya, termasuk faktor internal dan eksternal global.
Menurutnya, global yang lanjut bergejolak dengan ekonominya diramal cukup suram akan memengaruhi pertumbuhan kinerja industri RI.
"Kita selalu memerhatikan aspek-aspek yang bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi ini, baik dari internal dalam negeri maupun global," ucap Eko.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha industri pengolahan pada 2024 berada di angka 4,43% (year-on-year/yoy).
Adapun capaian tersebut lebih rendah daripada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan lapangan usaha industri pengolahan di 2023 yang sebesar 4,64% (yoy).
BPS juga mencatat, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Lainnya 9,80%. Diikuti Transportasi dan Pergudangan 8,69%; dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,56%.
Baca Juga: BPS: Maluku-Papua Jadi Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi RI 2024
Sementara itu, Industri Pengolahan tumbuh 4,43%, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masing-masing tumbuh 4,86% dan 0,67%.

Secara keseluruhan, BPS melaporkan, laju PDB Indonesia sepanjang 2024 sebesar 5,03%. Adapun capaian pertumbuhan ekonomi ini tidak mencapai target yang dipatok sebesar 5,2%.
Meski demikian, Eko menyampaikan, kinerja industri manufaktur membaik dalam dua bulan terakhir. Tecermin dari Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang merangkak ke zona ekspansi pada Desember 2024 (51,2 poin) dan Januari 2025 (51,9 poin).
Mengingat, industri pengolahan merupakan penggerak utama perekonomian, dengan kontribusi terhadap PDB Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku 2024 sebesar 18,98%.
"Oleh karena itu, kami optimis tahun ini kita bisa mengejar target pertumbuhan seperti yang sudah kita rencanakan," tutur Eko.
Baca Juga: BPS: Seluruh Lapangan Usaha Sumbang Ekonomi Tumbuh 5,03% di 2024
Terpisah, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti merinci pertumbuhan industri pengolahan karena didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri.
Tercatat, industri makanan dan minuman tumbuh 5,9% yang ditopang oleh permintaan domestik untuk konsumsi dan bahan baku industri serta permintaan luar negeri.
Industri logam dasar tumbuh 13,34% sejalan dengan peningkatan permintaan luar negeri, utamanya besi dan baja.
Berikutnya, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik tumbuh 6,16% karena didorong oleh permintaan luar negeri untuk barang logam, komponen elektronik, dan peralatan listrik.