c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

30 Juni 2025

20:15 WIB

Kemenperin: IKI Juni 2025 Turun Gara-Gara Konflik Iran-Israel

Kemenperin melaporkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juni 2025 mengalami penurunan ke level 51,84 poin imbas konflik Iran dan Israel. Meski menurun, IKI Juni 2025 masih tergolong di zona ekspansif.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Kemenperin: IKI Juni 2025 Turun Gara-Gara Konflik Iran-Israel</p>
<p>Kemenperin: IKI Juni 2025 Turun Gara-Gara Konflik Iran-Israel</p>
Seorang pekerja memeriksa gudang produk makanan olahan di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (5/11/2024). Antara Foto/Sullthony Hasanuddin/nym

JAKARTA - Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief melaporkan, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) periode Juni 2025 mengalami kontraksi 0,27 poin secara bulanan, dari 52,11 poin di Mei 2025 menjadi 51,84 poin. Torehan IKI Juni 2025 juga lebih rendah jika dibandingkan Juni 2024 di level 52,50 poin. 

Meski menurun, dia menegaskan, IKI Juni 2025 masih tergolong di zona ekspansif. Febri mengakui, pelambatan level IKI ini tak terlepas dari sejumlah faktor global, seperti eskalasi konflik Timteng antara Iran dan Israel. Hal ini pun telah memengaruhi kenaikan harga energi di tingkat dunia, sehingga dampaknya perlu diperhatikan terhadap level IKI.

Ia menyebutkan, dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 18 subsektor mengalami ekspansi dan 5 subsektor mengalami kontraksi. Subsektor yang ekspansi tersebut memiliki kontribusi sebesar 92,2% terhadap PDB Industri Pengolahan Non Migas Kuartal I/2025.

"Jadi ini memang ada tiga subsektor yang masuk pada kategori kontraksi, dimana pada bulan sebelumnya hanya 2 subsektor. Pada bulan ini ada lima subsektor yang masuk pada status kontraksi," jelas Febri dalam Konferensi Pers Rilis IKI Juni 2025, Jakarta, Senin (30/6).

Baca Juga: Menperin Imbau Industri RI Ancang-Ancang Mitigasi Dampak Perang Iran-Israel

Subsektor dengan nilai IKI tertinggi, Febri sampaikan, antara lain Industri Alat Angkut Lainnya (KBLI 30) dan Industri Pengolahan Tembakau (KBLI 12). 

Sedangkan lima subsektor yang mengalami kontraksi adalah Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan (KBLI 33); Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik (KBLI 26); Industri Peralatan Listrik (KBLI 27); Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki (KBLI 15); serta Industri Mesin dan Perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya (ydtl) (KBLI 28).

Kemudian, untuk nilai IKI variabel pesanan baru mengalami peningkatan 2,44 poin atau mencapai 54,21. Lalu, untuk nilai IKI variabel persediaan produk juga mengalami peningkatan sebesar 1,22 poin atau mencapai 53,70. Sebaliknya, nilai IKI variabel produksi justru mengalami perlambatan sebesar 5,79 poin, sehingga mengalami fase kontraksi ke titik 46,64.

"Secara makro, industri manufaktur industri pengolahan nonmigas pada Juni 2025 mengalami peningkatan permintaan, tapi mengalami penurunan produksi sedikit. Permintaan naik tapi produksinya menurun itu ditutupi dari stok gudang dari barang yang diproduksi bulan sebelumnya," imbuh Febri.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, produk manufaktur orientasi pasar untuk ekspor dan domestik sama-sama melambat. Febri menyampaikan, IKI perusahaan industri yang berorientasi ekspor sedikit melambat 0,14 poin menjadi 52,19 poin.

"Kami menduga hal ini masih disebabkan karena masih ada pengaruh dari perang dagang dan juga kenaikan eskalasi politik di Timur Tengah," kata Febri.

Baca Juga: Menperin: Perang Iran-Israel Ancam Kelancaran Distribusi Global Dan Industri RI

Hal serupa juga terjadi pada industri yang berorientasi domestik, yang mengalami perlambatan nilai IKI 0,5 poin menjadi 51,32. Pihaknya mengidentifikasi, pelambatan ini terjadi karena produksi yang menurun, sehingga industri masih menggunakan stok gudang untuk memenuhi permintaan produk di pasar domestik.

Berikutnya, dia menyampaikan bahwa kegiatan usaha secara umum pada Juni 2025 tergolong masih baik, yaitu sebanyak 77,2% responden menyampaikan kegiatan usahanya membaik dan stabil. 

Lalu, proporsi industri yang menyatakan kondisi usahanya membaik pada periode ini sebanyak 32,1% secara bulanan. Sedangkan persentase responden yang menjawab kondisi usahanya stabil sebesar 45,1%.

Selanjutnya, untuk persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya menurun pada Juni 2025 turun sebanyak 2,9 persen poin menjadi 22,8%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar