25 Juni 2025
19:07 WIB
Kemenperin Dorong Industri Batik Berinovasi Untuk Tembus Pasar Global
Kemenperin menyatakan industri batik lokal perlu mengoptimalkan potensi pasar global. Oleh karena itu, inovasi terhadap teknologi dan perkembangan zaman sangat diperlukan.
Penulis: Erlinda Puspita
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Kick-Off Hari Batik Nasional (HBN) 2025 di Kantor Kemenperin, Jakarta (25/6). ValidNewsID/Erlinda PW
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengingatkan agar industri batik lokal bisa memaksimalkan potensi pasar global dengan memaksimalkan perkembangan inovasi desain dan teknologi. Ini menurutnya sejalan dengan keberadaan batik yang sudah menjadi identitas generasi muda Indonesia.
Ia menuturkan, batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia dan telah berkontribusi besar pada perekonomian nasional. Bahkan sejak tahun 2009, batik juga memperoleh gelar warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO. Sehingga menurut Agus, batik dalam negeri harus dioptimalkan perkembangannya.
"Kondisi ini jadi peluang strategis bagi industri batik untuk memperkuat pasar domestik melalui inovasi desain, peningkatan kualitas produk, serta strategi pemasaran yang relevan dengan perkembangan zaman dan menuju Indonesia Emas 2045," jelas Agus dalam Kick-Off Hari Batik Nasional (HBN) 2025 di Kantor Kemenperin, Jakarta (25/6).
Baca Juga: Batik AI, Gerakan Tumbuhkan Generasi Baru Perajin Batik
Laporan Kemenperin menyebutkan, kinerja ekspor batik pada kuartal I/2025 tercatat sebesar US$7,63 juta atau naik 76,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar US$4,33 juta. Berdasarkan Direktori Sentra BPS tahun 2020, pelaku industri batik di Indonesia berjumlah sekitar 5.946 industri dan 200 sentra IKM yang tersebar di 11 provinsi.
"Data tersebut semakin menegaskan bahwa batik berperan besar dalam ekonomi Indonesia dan menjadi sumber mata pencaharian khalayak banyak," imbuhnya.
Terapkan Teknologi
Kemenperin pun mengaku akan terus memacu pengembangan industri batik nasional agar semakin produktif dan inovatif. Oleh karena itu, Kemenperin bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI) untuk mempercepat transformasi industri batik agar semakin adaptif dengan perkembangan zaman melalui inovasi dan penerapan teknologi.
"Kami mengimbau agar perajin dan pengusaha (IKM) batik agar senantiasa jeli melihat peluang di pasar domestik dan luar negeri, terutama untuk konsumen generasi muda," tambah Agus.
Adapun inovasi dan teknologi industri batik yang saat ini tengah berkembang menurut Agus antara lain penggunaan kompor listrik batik, pengolah limbah cair skala kecil, katalog digital pewarna alam (Natural Dyes Indexation/NADIN), mesin motif batik digital, penerapan PLC (Programmable Logic Controller) untuk batik cap, dan pemanfaatan limbah sawit untuk pembuatan malam, serta pewarna alami.
Melalui penerapan teknologi dan inovasi, Agus meyakini industri batik akan signifikan mengalami penurunan biaya produksi dan konsumsi energi, bahkan bisa mendukung industri batik yang berkelanjutan.
Baca Juga: Batik AI, Upaya Menjawab Tantangan Pelestarian dengan Teknologi Baru
Meski begitu, ia mengingatkan agar penerapan teknologi ramah lingkungan bisa tetap menjaga nilai-nilai tradisional, misalnya terobosan mesin CNC (Computer Numerical Control) yang bisa mempercepat produksi batik. Kemudian ada juga Enterprise Resource Planning (ERP) yang membantu manajemen rantai pasok IKM batik.
Lebih lanjut, sejalan dengan upaya Kemenperin yang mendorong kinerja batik Indonesia, maka pihaknya bersama YBI akan menggelar peringatan Hari Batik Nasional (HBN) pada 30 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M Jakarta, dengan mengusung tema "Bangga Berbatik". Adapun ikon GBN dan HBN tahun ini ditetapkan Batik Tulis Merawit Cirebon, karena sebagai salah satu batik nasional khas Cirebon yang memiliki ciri khas pola halus dengan ornamen detail berupa garis-garis tipis dengan latar warna terang.