10 Maret 2025
10:38 WIB
Kemenkop: Kop Des Merah Putih Siap Kembangkan Komoditas Unggulan Daerah
Pembentukan 70 ribu Koperasi Desa Merah Putih berpotensi kembangkan komoditas unggulan daerah. Sumber penghasilan utama penduduk di 66.002 desa adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Koperasi Desa Ekspor Indonesia di Provinsi NTT sukses mengekspor komoditas vanili ke sejumlah negara dan mengembangkan sejumlah produk turunan untuk meningkatkan nilai tambah. Antara/HO-Kementan.
SURABAYA - Sekretaris Kementerian Koperasi (SesKemenkop) Ahmad Zabadi mengatakan, pembentukan 70 ribu Koperasi Desa (Kop Des) Merah Putih berpotensi mengembangkan komoditas unggulan daerah.
Optimisme itu melihat potensi yang ada di setiap desa berdasarkan sumber penghasilan utama sebagian besar penduduknya yang masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang berada pada 66.002 desa.
"Banyak komoditas unggulan lokal yang berpotensi dikembangkan oleh desa melalui koperasi, seperti di sektor peternakan, perikanan, pertanian, dan pariwisata yang dapat mengaktifkan ekonomi daerah," ucapnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (10/3).
Baca Juga: Pemerintah Akan Gelontorkan Bantuan Rp5 Miliar untuk Setiap Kopdes Merah Putih
Dia menambahkan, masing-masing daerah atau desa memiliki komoditas lokal yang telah atau akan diidentifikasi sebagai daya tarik desa tersebut.
Maka dari itu, koperasi hadir untuk mengonsolidasikan komoditas unggulan sebagai rangkaian usaha bersama rakyat untuk pengembangan dan skala usaha komoditas unggulan di desa, agar lebih cepat dan tidak berjalan sendiri-sendiri.
"Melalui Kop Des (Merah Putih), pemerintah optimis dapat membangun simpul perekonomian yang dimulai dari desa. Hal ini diyakini akan mampu menekan tingkat kemiskinan ekstrem yang terjadi di pedesaan," ujar Ahmad.
Ahmad melanjutkan, Kop Des Merah Putih akan menjadi motor penggerak perekonomian desa dengan melakukan pengelolaan pada outlet atau gerai sembako, outlet obat murah atau apotek desa, outlet kantor koperasi, outlet unit Usaha Simpan Pinjam Koperasi atau embrio Kop Bank, outlet klinik desa, outlet cold storage, hingga distribusi logistik.
"Dalam pembentukan Kop Des Merah Putih tentunya Kemenkop tidak bisa berjalan sendiri, perlu dukungan sinergi dan kolaborasi dari K/L serta pemerintah daerah dan melibatkan generasi muda untuk berkoperasi," imbuh dia.
Nantinya, ada tiga skema model yang akan diterapkan dalam pembentukan 70 ribu Kop Des Merah. Pertama, membangun koperasi baru bagi desa yang belum memiliki atau terdapat koperasi pedesaan.
Kedua, mengembangkan koperasi yang sudah ada dengan kelembagaan dan unit usaha koperasi aktif di desa. Dan Ketiga, revitalisasi koperasi melalui revitalisasi koperasi desa yang sudah tidak aktif.
Baca Juga: Pemerintah Optimistis Koperasi Desa Cegah Rakyat Terjerat Pinjol
Sebelumnya, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyampaikan, Koperasi Desa Merah Putih merupakan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Dia menjelaskan, koperasi ini bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan di desa dan membantu masyarakat desa meningkatkan pendapatannya.
“Keberadaan Koperasi Desa Merah Putih itu, yang pertama itu untuk kepentingan masyarakat desa. Karena di Koperasi Desa Merah Putih itu untuk memutus mata rantai kemiskinan di desa dan juga bagaimana masyarakat desa bisa meningkat penghasilannya” ujar Budi Arie, Jumat (7/3).
Jadi Offtaker Pertanian Desa
Sementara itu, Wamentan Sudaryono menilai, Koperasi Desa Merah Putih yang digagas presiden dapat berperan sebagai offtaker atau pembeli hasil produk pertanian di desa. Keberadaan koperasi tersebut menjadi langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Baca Juga: Bentuk 70 Ribu Koperasi Desa, Prabowo Bakal Alihkan Dana Desa Untuk MBG
Wamentan Sudaryono mengatakan, Koperasi Desa Merah Putih dirancang sebagai lembaga pengelola usaha di tingkat desa, sekaligus dapat memberikan kepastian pembeli hasil produk-produk pertanian lokal.
Selain itu, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa koperasi itu juga nantinya, dapat mengelola pasokan pangan lokal secara efisien, mulai dari proses produksi hingga distribusi ke masyarakat.
"Melalui pengelolaan bahan baku pangan yang efisien, koperasi dapat memperlancar aliran barang dari hulu ke hilir, sehingga mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan petani lokal," sebut Wamentan, Jumat (7/3).
Menurutnya, program ini dapat menghidupkan kembali potensi sumber daya manusia di desa. Selain itu, melalui pengelolaan koperasi desa yang lebih profesional, masyarakat desa akan mendapatkan kesempatan belajar dan mengembangkan keterampilan dalam pengelolaan usaha, distribusi pangan, dan logistik.
"Ini adalah langkah penting untuk memberdayakan masyarakat desa agar lebih mandiri dan produktif," tuturnya.